Terima kasih ayah
Terima kasih ayah
Nama ku putri sekarang aku umur 16
tahun, aku memiliki seorang ayah yang sangat hebat sekali bagiku ,ia menjadi
pengganti dari ibuku ,karena ibuku sudah meninggal sejak aku umur 9 tahun .
Aku sangat
bangga sekali dengan ayahku karena ayahku membersarkan aku sendiri hingga
sekarang tanpa bantuan seorang ibu ,ketika aku rindu ibu aku peluk ayah karena
bagiku ayahku juga ibuku .
Aku dan ayah hanya tinggal berdua saja ,dulu setelah di
tinggal ibu 3 tahun kemudian ayah menikah lagi , alasan ayah untuk menikah lagi
adalah agar ada yang merawat dan
mengurus aku ,tapi setelah itu apa yang terjadi ? apa yang difikirkan oleh ayah
malah kebalikannya .sejak aku mempunyai ibu tiri aku selalu di marahin di suruh
ini itu , padahal waktu itu aku masih senang senangnya bermain tapi waktu ku
terbuang untuk mengerjakan pekerjaan rumah,seperti menyapu,cuci baju,cuci
piring dan lain lain.dulu aku dan ayah tinggal di kediri rumah ibu tiriku .waktu
ayah berangkat kerja aku slalu di
marahin oleh ibu tiriku ,tapi kalau ayahku di rumah ibu tiriku sedikitpun tidak
pernah memarahi aku ,dan akhirnya waktupun terus berlanjut, dan aku tidak tahan
dengan perlakuan ibu tiriku padaku dan aku memberanikan diri untuk bercerita
dengan ayah.
Waktu siang hari pulang sekolah aku di jemput oleh ayah dan
waktu di perjalanan aku bercerita kepada ayah ,ayah sangat kaget dan ayah
mengajak makan siang sekaligus ingin tahu maksud yang lebih jelas dari ceritaku
.
‘’yah..putri
ingin pulang kekampung aja yah “pintaku
‘’kenapa nak
apakah ada masalah ?’’tanya ayah
‘’yah
...dari kemarin putri ingin cerita tentang hal ini kepada ayah ..sebenarnya
waktu ayah gak ada di rumah putri slalu di marahin sama ibu yah .terkadang
putri di suruh cuci baju bersih bersih rumah dan lain lain waktu bermain dan belajarpun putri nggak
punya yah .”keluhku
“mengapa
kamu tidak cerita kepada ayah nak ?”
“aku tidak
berani yah ...nanti kalau ayah berantem sama ibu dan aku nanti di marahi ibu
lagi”
“maafkan
ayah nak , gara gara ayah kau jadi seperti ini kehilangan masa kecilmu”
“tidak apa
apa ayah ,yang penting aku slalu bersama ayah ,karena yang aku punya hanyalah
ayah”jawabku sambil menangis
Dan setelah itu ketakutan yang aku takutkan pun terjadi
,yaitu pertengkaran antara ibu dan ayah terjadi dan akhirnya ayah dan ibu
bercerai .dan aku bersama ayah pergi dari rumah itu dan kembali kedesa
Kembali
tinggal di desa bersama ayah aku sangat bahagia sekali ,karena di desa aku bisa
bertemu dengan teman lama ku dan satu lagi aku slalu bersama ayah susah senang
bersama ayah ,makan seadanya asal
bersama ayah.
Ayah bekerja
keras banting tulang untuk menyekolahkan aku sampai sekarang.
MAKASIH
AYAH:*
Komentar
Posting Komentar