TAK SEMUA YANG KU DENGAR TENTANG COWOK

TAK SEMUA YANG KU DENGAR TENTANG COWOK
( Karya : Tyas Permadani )
Bukan setiap hari harus mendengar cerita tentang cowok. Bukan pula setiap hari harus mengingat semua masa lalu. Namun, bagiku masa lalu adalah suatu hal yang pernah datang kepadaku dan menjadikan aku kuat hingga saat ini. Kira – kira sudah 10 bulan hatiku kosong tanpa sesosok pria yang membuat hari – hariku lebih berwarna. Namun masih banyak sahabat - sahabat yang menemaniku dan menghibur kepenatanku akan banyak kegiatan dan tugas sekolah. Salah satu sahabatku yang unik anaknya, jika mendengar tentang cowok tampan pasti langsung mlonggo nggak karuan, panggil saja dia leni. Beda kelas, beda jurusan, namun satu desa.
Leni adalah sahabat dekatku, banyak cerita yang aku bagi ke dia. Pernah aku cerita seorang cowok misterius yang pernah chatingan sama aku. Gimana nggak misterius coba, namanya ada disamarkan dan foto di massangernya saja bukan dirinya. Dan akupun cerita kepada leni
            “ Len, aku mau bilang sesuatu kepadamu ! “, ragu ku ucap
            “ Bilang saja, tentang apa sih Far ?” mulai kepo
            “ Tentang cowok misterius, yang malam – malam chat aku, dan tiba  tiba mengutarakan cintanya kepadaku. Namun aku tidak tahu dia siapa ? foto dan namanya saja disamarkan !”
            “ Emang siapa sih Far ? coba aku lihat, aku tambahkan pertemanan ya Far ?”
            “ terserah kamu saja Len .” jawabku singkat
            Tidak lama kemudian laki – laki itu mengonfirmasi Leni. Dan tidak kurang dari waktu
5 menit setelah mereka berteman laki – laki itu itu mengechat Leni
            “ Hay, boleh kenalan nggak cantik ?” tanyanya
            “ intro dulu kali ?” jawab Leni singkat
            “ Eh, kamu temanya Fara ya, mintain pin BBM.nya Fara dong ?”
            “ Kamu itu siapa? Nggak usah sok kenal deh ! “
            “ Aku itu penggagum rahasia kalian ?”
            “ nggak usah basa – basi, two the point aja deh, kamu itu siapa ?”
            “ akan aku beri tahu jika aku sudah mendapatkan salah satu dari kalian ! “ jawab cowok misterius itu.
            Takutnya diriku dan Leni, namun aku berfikir – fikir mungkin itu adalah salah satu kenalan dari kita. Namun, aku tidak tahu ? kenal saja tidak apa lagi menaruh perasaan kepada dia. Cowok itu terus mengirim pesan kepadaku namun aku hiraukan. Hingga dua bulan terakhir cowok tersebut tidak mengirim pesan dan mengganggu aku lagi. Namun selama dua bulan itu dia dekat dengan Leni, dan dia mungkin sudah menjadi teman mesra. “Ahhh, sudahlah biarkan jika dia jodohku pasti dia akan kembali. Namun bila tidak mungkin dengan sahabatku” Pikirku sejenak. Namun saat itulah Leni meminta solusi kepadaku akan hal ini
            “Far, gimana nih ? cowok ini minta nomer Hp ku ?”
            “ Kasih aja ! “ jawabku singkat
            “ Kamu kenapa sih Far, seperti nggak suka gitu ?”
            “ Itu hakmulah Len, kamu mau sama dia mau sama yang lain apa urusannya sama aku  !” sedikit marah
            “ Tolong dong Fer, jangan jadikan cowok ini membuat persahabatan kita renggang !”
            “ Aku itu biasa aja Len, kamu suka, dia suka kamu kenapa nggak Taken aja ?”
            “ Bukannya begitu Far, aku juga nggak enak sama kamu, cowok ini kan kamu kenalin ke aku. Aku juga merasa nggak enaklah sama kamu ?”
            “ emang cowok itu namanya siapa sih Len ?”
            “ Cowok itu namanya Aziz, gimana yas kamu keberatan nggak ?”
            “ Ngapain aku keberatan, jika itu membuat kamu bahagia, aku juga ikut bahagia Len ?
            “ Terima kasih Far, “ singkat Leni
Setelah mereka berpacaran, entah apa yang kurasakan pada dirinya. Leni yang dulu yang selalu ada untukku kini sedikit demi sedikit menjauh dariku. Perubahan itu sangat terlihat di mataku. Hingga aku memutuskan untuk mengajaknya pergi ke salah satu temat yang sering kami buat main – main untuk menghilangkat penat kami dari aktivitas yang kami lakukan setiap harinya. Hari ini hari minggu, sudah terbiasa sejak pagi – pagi buta aku terbangun dari tempat tidurku. Ku lipat selimutku dan  kusegerakan untuk menggambil air wudhu. Setelah itu, entah mengapa aku duduk terdiam dan tak mendengar suara apapun di pagi hari itu, padahal ibu berteriak – teriak memanggilku. “ Fara, far, Fara”katanya sambil berteriak – teriak. Aku tidak mendengar suara itu, namun tiba – tiba ayahku menepuk punggungku dan aku terkejut
“ Far, “ tanyanya singkat
            “ Astaghfirullahhaladzim, apa yah ?” tanyaku sambil terkejut
            “ kamu kenapa, akhir – akhir ini sering murung sendiri di kamar. Kalau ada masalah cerita kepada ayah ibu, ayah sama ibu jadi khawatir Far, sampai – sampai ibumu memanggilmu kau hiraukan ?” tanyanya panjang lebar hingga ku binggung harus menjawab yang mana
            “ Aku tak apa – apa ayah, hanya memikirkan sesuatu. Emmmmm... sudahlah tak penting juga untuk ku ceritakan ! “
            “ Ya sudah... sana gih, ibu memanggilmu dari tadi. Mungkin ada sesuatau hal yang ingin  ibu sampaikan ke kamu.”
            “ Baik yah... “ jawabku singkat.
            Tak langsung menghampiri ibu, aku mengerti apa yang akan ibu katakan, pasti disuruh menyapu halaman, ngepel lantai rumah, habis itu mencuci piring, lalu menyuci baju. Karena aku tahu ibu akan pergi ke rumah tetangga untuk membantu hajatannya nanti malam. Sebelum itu aku kerjakan pekerjaanku satu demi satu hingga berakhir pukul 11. 00, ku istirahatkan badanku hingga aku tertidur pulas. Jam menunjukkan pukul 13. 20, secepatnya aku terbangun dan pergi ke kamar mandi, lalu aku sholat dhuhur. Aku ingat, bahwa aku sudah ada janji dengan Leni untuk jalan – jalan kkeliling kota Bojonegoro. Cepat – cepat aku tutup semua jendela dan ku kunci semua pintu. Ku gayuhkan sepeda miniku menyusuri jalan hingga tiba di depan rumah Leni. Saat itu Leni sudah menunggu terlalu lama. Kira – kira ada 10 menit dari waktu yang telah kami tentukan semalam.
            Leni menggoncengkan aku, dan dalam perjalanan itu kami bercanda tawa. Tak karuan yang kami bayangkan. Yang pasti dalam perjalanan kami membayangkan sesosok pria yang akan menggoncengkan kami, menaiki sepeda gunung dan alangkah indahnya itu semua. 10 menit telah berlalu hingga kini kami tiba di Alun – Alun Bojonegoro. Ku lihat leni dengan wajah cemas, entah apa yang dia fikirkan. Yang pasti bukan masalah keluarga.
            “ Len, Leni.... hayyyy? Kamu kenapa ?” tanyaku
            “ Aku nggak papa Far, aku lagi nunggu seseorang !” jawabnya dengan malu
            “ Apa ? jadi kau menggajakku keini untuk menemui seseorang ? ku kira kau mau apa”. Jawabku datar
            “ iya, sebentar, tapi aku tidak tahu wajahnya yang mana Far ?”
            “ Emang siapa sih Len ?”
            “ Aziz, Far.....”
            “ Apa? Jadi aku disini menjadi orang ketiga ? kamu kenapa sih nggak tahu perasaanku, iya aku memang jomblo.. setidaknya janganlah kau berdua di depan mataku. !”
             Tiba- tiba dering ponsel Leni berbunyi. Dan ternyata dari Aziz kekasihnya.
            “ Kamu dimana? “ tanya Aziz
            “ Aku di depannya Polres Bojonegoro !”
            “ Kamu kesini saja aku di tribun “ ujar Aziz
            “ Kamu aja yang kesini, kalau nggak mau aku pulang sekarang!” jawab Leni tegas
            “ Oke “
Tiba – tiba Leni bertanya kepadakku
            “  Bagaimana ini Far, aku harus kesana tetapi aku takut Far?”
            “ Ngapain kamu tanya ke aku! Itu juga bukan urusankukan ?” jawabku singkat
            “ Ayolah Far, aku binggung nih....?”
Tak lama kemudian ponsel itu berbunyi kembali
            “ Aku sudah ada di sebelah polres Bojonegooro. Ini aku ngopi, kamu kesini !”
            “ Kamu yang mana ziz ?”
            “ Aku yang pakai jaket warna merah hitam !”
            “ Oh,,,, ?” diapun menatap mataku sejenak
            “ cepat kesini ! “ ujar aziz
            “ Sebentar ! “
            Bagaimana ini apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus meninggalkan sahabatku sendiri disini ? atau aku harus mengajaknya kesana? Akupun memutuskan pergi kesana sendiri
            “ Far, tunggu sebentar ya ?”
            “ Okelah “ jawabku
Lalu aku pergi kesana sendiri dan berbincang – bincang ya seperti biasanya selayaknya orang yang baru pertama ketemu. Namun aku terus menatap Fara, yang aku tinggal sendiri di emperan jalan. Aku tak enak hati padanya karena dia adalah sahabatku, sahabat dekatku bahkan seperti saudaraku sendiri. Tak langsung begitu aku menghiraukan pembicaraan Aziz dan menemui Fara.
            “ Ngapain kamu kesini?” jawabku dengan nada sedikit marah
            “ Janganlah begitu Far, aku kesini hanya ingin bersamamu” jawab Leni
            “ Apa? Itukah yang namanya sahabat ? apakah harus meninggalkanku berjam- jam disini sedangkan kamu bermesraan dengan dia?” kemarahanku semakin memuncak
            “ Bukan begitu Far ?”
            “ Lalu apa?”
            “ Tadi aku disuruh aziz untuk pulang dengannya dan kamu disuruh pulang duluan !”
            “ Tega kamu Len, kamu memilih dia daripada sahabatmu sendiri? Ingat jangan pernah jadikan cowok untuk perusak persahabatan ini. Ingat kita bangun persahabatan ini sama – sama, hanya kau rusak dengan kata “ cowok “?”
            “ Bukan begitu Far, aku akan tetap pulang denganmu !”
            “ Terserah kamu “ jawabku
Tak lama kemudian aku berkeinginan pulang, di sepanjang jalan Leni berupaya meminta maaf kepadaku namun aku menghiraukannya. Aku tak mau persahabatan yang kita bangun dari nol harus runtuh secara perlahan – lahan hanya gara – gara cowok itu. Akupun mengingat kembali masa laluku yang kelam. Disakiti cowok dan ditinggalkan selingkuh. Aku tak mau bahwa hal itu akan terjadi kepada sahabatku sendiri. Maka dari itulah aku vakum dari dunia percintaan. Aku mengganggap semua cowok itu penghianat. Bagaimana tidak ? dia hanya singgah dan membuat wanita nyaman kemudian ditinggalkannya. Hati bukan tempat jajahanmu, wanita memang lemah, namun sekian kalinya hatiku tersakiti aku tetap tegar menghadapi. Skenario yang Allah SWT buat kepadaku pasti indah ! aku yakin itu. Kelak masa lalu yang suram akan menjadikan masa depan yang indah. Semua itu proses ? kekecewaan sudah pernah aku alami, tersakiti adalah hal yang biasa bagiku, dan patah hati yang membuat hati sakit yang terkadang air mataku tak henti – hentinya menetes dipipi. Semua itu awal dari kehidupanku kelak. Merelakan seseorang demi orang lain itulah bahagianya aku. Meskipun sakit hati ini dan aku tidak bisa menyalahkan dirinya. Walaupun perih hati ini dan bahkan membuat aku tak pernah lupa akan kenangan yang pernah kita lewati.
            Wanita adalah bidadari surga. Wanita juga tulang rusuk pria. Wanita itu lemah? Mungkin di hati lemahnya namun fisiknya tegar. Permainan hati sudah terbiasa aku hadapi. Aku hanya ingin bahagia dengan caraku sendiri. Aku hanya ingin hidup bersama dengan orang yang aku sayangi kelak nanti. Aku ingin seperti keluargaku ini. Hidup dengan kesederhanaan. Keluarga kecil yang ingin ku bangun bersamamu kelak . keluarga bahagia yang aku dambakan dan hidup di tengah – tengah orang yang kita sayang. Cinta ? yang kecil dulu hanyalah 5 kata namun beribu maknanya. Kecilku dulu cinta Ibu adalah sepanjang masa. Namun kelak nanti cinta itu akan muncul di keluarga kecilku nanti.

            Perkataan ayah dan ibu selalu ku ingat “jadi cewe gak usah kebingungan gak dapet cowok. Kalau kamu cantik, pinter, dan gedenya sukses, kamu nggak akan pusing ngak laku, yang adapun pilih laki - laki yang bener soalnya banyak yang ngejar. Oke????” bekal kehidupanku nanti. Ayah dan ibuku serta adikku adalah sosok yang menginspirasi bagiku. Mereka yang mengajarkan aku apa arti kata, teri makasih, tabah, dan ikhlas. Ku ingin kelak hidupku seperti mereka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KUMPULAN ABSTRAK BIDANG ARTIKEL

Ayah

Koala Kumal