SAAT TERAKHIR


SAAT TERAKHIR

Di Minggu yang redup ini dengan ditemani angin yang berhembus kencang, membuat sang surya enggan menampakkan dirinya. Aku pun hanya duduk melamun di sudut kamarku memikirkan fathoni. Fathoni adalah seseorang yang sangat berarti bagiku, selain pacar dia juga sahabat yang baik bagiku. Sudah empat bulan lebih kami tak pernah saling bertemu karena sekolah kami yang berbeda. Selain itu kami juga sibuk dengan tugas sekolah masing – masing.
                Dua hari lagi ulang tahun fathoni, aku ingin membuat kejutan untuknya. Tiba – tiba tanpa sepengetahuanku sahabatku Ella sekaligus sepupunya Fathoni datang berkunjung kerumahku. Ibu menghancurkan semua lamunan ku dan  menyuruhku menemui Ella.
                “ ada apa El,  surya aja belum bangun kamu kok udah sampai disini ?” Tanya ku
                “ hahaha, kamu ini cha bisa saja. Aku kesini mau mengajak kamu keluar cari angin mumpung kita gak ada tugas.” Jawab ella sabil tersenyum
                “baiklah, tapi aku izin dulu ke ibu ku ya ? “
                “ iya, cepetan ya cha.”
Aku pun pergi menemui ibuku untuk meminta izin lalu pergi dengan Ella ke Taman.
                Setelah satu jam lebih kami duduk dan bercerita  di Taman. Ella tiba – tiba menarik tangan ku dan mengajak ku pergi. Tanpa aku sangka ternyata disana ada Fathoni yang sedang duduk dengan membawa bunga di tangannya. Ella dan fathoni ternyata telah merencanakan semua ini, karena Ella tau bahwa aku sangat merindukan fathoni.
                “ happy anniversary cha, maaf ya selama ini aku jarang punya waktu buat kamu “ ucap fathoni sambil memberikan bunga kepadaku.
                “iya , gak apa – apa ,aku ngerti kok. “ jawabku dengan senyum penuh bahagia dan wajah yang memerah.
                “ gimana kabar kamu cha ? sekali lagi maaf ya aku baru ada waktu buat kamu. “ ucapnya
                “ aku baik – baik saja kok. Udah lah enggak usah minta maaf mulu.” Ujarku
                “hahahaha, iya – iya gak usah cemberut nanti cepat tua lho.” Ucap fathoni.
Aku dan fathoni pun mengobrol  dan tertawa bersama sambil melepas kerinduan setelah lama tak pernah bertemu. Ella hanya diam dan tersenyum meihatku tertawa bahagia  karena telah bertemu dengan fathoni. Waktu berjalan dengan begitu cepat, tiba – tiba sudah sore hari . aku pun harus pulang dan kami pun berpisah di sini.


                Keesokan harinya sepulang sekolah fathoni menemuiku di tempat lesku. Dia memberitahu ku bahwa dia tidak bisa bertemu denganku lagi  selama 1 minggu. Karena dia dan keluargannya akan pergi ke Bandung. Padahal baru kemarin aku bisa bertemu dengan nya setelah 4 bulan. Sekarang kami juga harus berpisah selama 1 minggu. Difikiranku saat itu hanya aku tak lagi bisa merayakan ulang tahun nya seperti tahun lalu. Tetapi ella menyemangatiku dan memberi tau ku bahwa fathoni dan keluargannya di bandung tak lain untuk merayakan ulang tahun fathoni.
                Setelah satu minggu berlalu fathoni tak kunjung pulang dari bandung. Dia juga tak pernah memberi kabar apapun kepadaku. Aku  mencoba Tanya kepada Ella tentang Fathoni tetapi Ella juga tidak tau. Tak lama setelah aku bertemu dengan Ella, Fathoni menelponku dan mengajakku makan bersama. Aku pun sangat bahagia mengetahui dia baik – baik saja. Setelah makan dia mengajak ku ke tempat yang biasa dulu kita kunjungi bersama. hari – hariku kini berlalu dengan begitu indah bersamanya. Kami tertawa bersama, saling mendukung satu sama lain, saling berbagi pengetahuan tentang tugas sekolah.
                Hari ini aku ada janji keluar dengan fathoni untuk mengerjakan tugas bersama. Tetapi ibu melarangku untuk menemuinya. Alasannya hanya  karena aku masih terlalu kecil untuk berpacaran. Padahal ibu juga mengetahui bahwa aku dan fathoni sudah 3 tahun berpacaran sejak kami duduk di bangku kelas 3 smp. Tanpa sepengetahuan ibu aku pergi keluar menemui fathoni .
                “ kamu kenapa cha? Kenapa kamu menangis ?” Tanya fathoni.
                “ibu melarang ku untuk menemui lagi ?” jawab ku dengan menangis
                “sudah lah berhenti menangis cha, mungkin itu yang terbaik untuk kita.” Ujar fathoni sambil tersenyum mengusap air mataku.
                “ kenapa kamu tersenyum? apa kamu tidak sedih kita harus berpisah ?” tanyaku heran
                “ kalaupun bukan sekarang kita juga akan tetap berpisah cha suatu saat nanti“ jawabnnya tenang
Aku pun marah mendengar perkatannya dan kami pun bertengkar. Sejak hari itu aku tak pernah mau bertemu dengan nya lagi. Meski terkadang aku sangat merindukannya.
                Empat hari berlalu,  badai dalam diriku sedikit mereda. Hari ini saat aku menunggu dijemput oleh supirku faridz, sahabat fathoni menemuiku.
                “hai cha, apa kabar ?” sapanya.
                “ hai ridz, Alhamdulillah aku baik.” Jawabku
                “cha kamu sudah bertemu dengan fathoni belum dia dibawa dirumah sakit lagi kemarin ?” Tanya faridz dengan nada sedih.
                “ Rumah sakit ? kenapa?” tanyaku heran
                “ penyakitnya kumat lagi cha, yang pacarnya itu kamu apa aku, kok kamu gak tau semua “ jawab faridz jengkel.
                “dia sakit apa? Dirawat dimana ? empat hari yang lalu aku bertemu dengannnya dia masih baik – baik saja “ jawabku.
                “di rumah sakit bakti husada, apa kamu tidak tau fathoni mengidap penyakit kanker otak stadium akhir ?” tanya faridz
                “aku serius faridz ,jangan bercanda deh.” Ucapku
                “ aku juga serius cha. kalian kan udah pacaran 3 tahun ,apa kamu tidak tau tentang ini ? Tanya faridz
Aku pun menangis mendengar faridz bercerita.
                Tak lama kemudian supirku datang dan aku segera menyuruh supirku untuk pergi ke rumah sakit. Sesampainya di sana aku melihat kedua orang tua fathoni menangis. Aku pun berlari menemui orang tua fathoni.
                “ Tante, fathoni bagaimana keaadaannya? “ tannyaku sambil membendung air mata
                “cha, penyakit fathoni semakin parah. Dokter bilang tak ada harap lagi untuknya. Dia ada di dalam masuk lah. Dia ingin bicara denganmu. “ ucap ibu fathoni
Aku pun masuk kedalam kamar fathoni dan menemuinnya. Sesampainya di dalam aku melihat fathoni yang terkapar di ranjang rumah sakit tak berdaya. Melihatnya membuatku menjadi sangat sedih,dan air mata ku tak lagi dapat ku bendung.
                “ kamu kenapa tak pernah bilang kepada ku selama ini kalau kamu sakit ?” tanyaku marah – marah.
                “maaf ya, aku gak mau kamu khawatir dan sedih. Ohh ya, selamat ulang tahun icha jangan suka marah -  marah lagi ya. Selalu nurut kalau dibilangin orang tua. ” Jawabnya dengan tersenyum
                “udah kamu diem saja ini bukan waktunnya bercanda.” Jawabku.
                “ cha, aku minta maaf ya sebenarnya ibu kamu sudah tau tentang ini. Dan saat itu ibu mu melarang kita untuk bertemu itu juga keinginanku . jaga diri baik – baik ya maaf aku belum bisa jadi yang terbaik untuk kamu. Aku ingin melihatmu tersenyum saat aku pergi menggilkan dunia ini. Jadi jangan suka nangis ya ” ucapnnya.
Aku hanya terdiam dan menangis mendengar perkataannya.

                Tak lama setelah kami bicara, fathoni menghembuskan nafas terakhirnya. Ku tak percaya kalau dia meninggalkan ku di hari ulang tahunku. Di hari seharusnya aku bisa bahagia bersama dengannya. Tetapi aku sadar bahwa menangis tak akan membuatnya kembali. Hari – hariku kian berlalu dengan kesedihan tetapi seiring berjalannya waktu aku bisa melupakan fathoni dan kembali beraktifitas seperti biasanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KUMPULAN ABSTRAK BIDANG ARTIKEL

Ayah

Koala Kumal