Persahabatan itu Berharga
Persahabatan itu Berharga
Sahabat…, kata yang sering kita dengar. Apakah kalian tahu
arti dari sahabat? Semua pendapat orang tentang sahabat berbeda-beda. Menurutku
sahabat adalah teman yang selalu ada saat kita sedang senang maupun sedih. Saat
kita sedang senang mereka pun ikut merasakan kegembiraan, dan saat kita sedih
atau punya masalah mereka tetap berada di dekat kita untuk memberi solusi dan
menghibur kita. Bukannya malah meninggalkan kita dan mencari teman baru.
Pada siang itu Chika baru pulang sekolah, dia sekolah di
salah satu SMA yang ada di kotanya. Dia mempunyai dua orang sahabat, mereka
bernama Sinta dan Elsa. Mereka bertiga sahabatan sudah sejak mereka kecil.
Mereka bertiga bersekolah di SMA yang sama tetapi tidak satu kelas. Meskipun begitu
setiap berangkat sekolah, istirahat maupun pulang sekolah mereka selalu
bersama-sama. Bahkan saat membeli baju atau barang-barang lainnya mereka selalu
kompak. Sepulang sekolah mereka biasanya bersantai di rumah salah satu diantara
mereka. Di waktu malam minggu pun saat cewek-cewek seusia mereka keluar sama
pacar-pacarnya mereka bertiga malah asyik ngumpul sambil minum teh. Itu sudah
menjadi kebiasaan mereka bertiga. Bukannya gak punya pacar tapi mereka lebih
mementingkan persahabatan mereka. Pacar mereka bisa ngertiin masalah itu.
Mereka gak ingin persahabatan mereka bubar Cuma gara-gara cowok. Bagi mereka
persahabatan mereka lebih penting dari pada urusan cowok.
Diantara mereka bertiga Elsa yang paling nakal sendiri.
Tanpa sepengetahuan Chika dan Sinta ternyata Elsa sering keluar sama cowok lain
tetapi bukan pacar Elsa. Dan cowok itu membawa pengaruh buruk / negatif buat
Elsa. Semenjak Elsa dekat dengan cowok itu, sebut saja Dimas, Elsa jarang
berkumpul menemui Chika dan Sinta. Elsa juga jarang masuk sekolah tanpa alasan,
dengan kata lain dia sering membolos. Chika dan Sinta bingung kenapa Elsa
sekarang berubah. Akhirnya Chika dan Sinta datang ke rumah Elsa, tetapi yang
ada hanya adiknya. Mereka menanyakan keberadaan Elsa kepada adiknya.
”Siang dik, kak Elsanya ada?” tanya Sinta.
”Kak Elsa belum pulang kak, masih sekolah”.
”Oh, ya udah, nanti kalau kak Elsa sudah pulang, tolong
bilangin kalau tadi kak Chika sama kak Sinta kesini!”
”Iya kak…”.
Mereka kaget saat adiknya menjawab kalau Elsa sedang sekolah
dan belum pulang. Akhirnya mereka pulang ke rumah masing-masing dengan perasaan
bingung.
Keesokan harinya Chika dan Sinta berangkat sekolah bersama.
Mereka lewat depan rumah Elsa, mereka kaget, ternyata di depan rumah Elsa ada
Dimas. Tak lama kemudian Elsa keluar dan berboncengan dengan Dimas. Dimas dan
Elsa memakai seragam sekolah. Chika dan Sinta membuntuti Dimas dan Elsa.
Setelah sampai pertigaan menuju sekolah mereka, Dimas dan Elsa malah belok.
Padahal jalan menuju sekolah mereka masih lurus / terus. Chika dan Sinta masih
membuntuti Dimas dan Elsa. Ternyata Dimas dan Elsa berhenti di depan gudang tua
dan masuk ke dalam. Chika dan Sinta tak berani masuk karena mereka takut. Chika
dan Sinta segera meninggalkan tempat itu dan menuju ke sekolah mereka. Mereka
tetap bingung dan curiga, kenapa Elsa dan Dimas masuk ke gudang itu? Dalam hati
mereka bertanya-tanya. Setelah bel istirahat berbunyi Chika dan Sinta pergi ke
kantin. Saat di kantin mereka bertemu pacar Chika dan Damar.
”Hai Chika!” sapa Damar.
”Hai juga, kebetulan banget aku ketemu sama kamu”.
”Memangnya kenapa?”
Chika bingung mau menceritakannya dari mana.
Chika menceritakan apa yang dilihatnya dengan Sinta saat
berangkat sekolah tadi. Mengetahui hal itu Damar segera menghubungi Andi, pacar
Elsa. Damar menyuruh Andi untuk datang ke sekolah Damar sepulang sekolah nanti.
Begitu pula dengan Sinta, dia segera menghubungi pacarnya, Indra. Dan
menyuruhnya untuk datang ke sekolah Sinta nanti sepulang sekolah. Bel masuk
kelas pun berbunyi, mereka segera memasuki kelas masing-masing.
Setelah beberapa jam mereka menerima pelajaran, akhirnya bel
pulang sekolah berbunyi. Mereka segera keluar kelas, ternyata Damar sudah
menunggu Chika dan Sinta di depan kelas.
”Hai, kamu sudah keluar dari tadi ya…?” tanya Chika.
”Iya, tadi kelasku kosong gak ada pelajaran”.
”Ayo kita cepetan keluar, pasti Andi dan Indra sudah nunggu
di depan gerbang” sahut Sinta.
”Ya udah, ayo…” ajak Chika.
Mereka bertiga jalan menuju ke pintu gerbang. Dan di depan
gerbang sudah ada Andi dan Indra. Andi bertanya-tanya. ”Kenapa aku suruh
kesini? Terus mana Elsa kok gak sama kalian?”. Damar pun menjawab ”itulah
masalahnya, seperti yang sudah aku bilang kemarin ke kamu kalau Elsa sekarang
berubah”. Dan Damar menceritakan apa yang dilihat Chika dan Sinta saat
berangkat sekolah tadi. Andi tidak bisa menahan emosinya, dia marah mengetahui
pacarnya keluar dengan cowok lain. ”Eh…, jangan marah-marah dulu kamu. Jangan
buruk sangka. Mending kita samperin mereka” Sinra menenangkan Andi.
Mereka berlima pergi ke gudang tua itu untuk mencari Elsa.
Setelah mereka sampai gudang Andi segera mendobrak pintu gudang itu. Mereka
sangat kaget melihat Elsa sedang pesta narkoba dan miras bersama Dimas dan
teman-temannya yang lain.
”Astagfirullah Elsa…, kamu kenapa jadi kayak gini?” Chika
kaget.
”Kalian ngapain kesini?” Elsa marah kepada teman-temannya.
”Kami nyariin kamu, kamu kenapa kok bisa kayak gini?” tanya
Sinta.
”Emangnya kalian peduli sama aku?”
”Ya jelaslah kami semua masih peduli sama kamu. Kalau enggak
ngapain juga kami nyariin kamu”
Andi yang tidak bisa menahan emosinya tiba-tiba memukul
Dimas. Di situ terjadi perkelahian antara Dimas dan Andi. Elsa pun ikut membela
Dimas karna dia merasa Dimas yang mengerti perasaannya. Chika dan Sinta segera
menenangkan Elsa yang saat itu mabuk berat dan membawa Elsa menuju mobil.
”Ya ampun Elsa, kamu kok jadi kayak gini sich…?” keluh
Sinta.
Damar dan Indra melerai Andi dan Dimas, mereka segera
meninggalkan tempat itu.
”Udah…udah… Andi, gaka ada gunanya kamu mukuli Dimas” Indra
melerai Andi dan Dimas.
”Iya, yang penting sekarang Elsa sudah sama kita. Mendingan
kita tinggalin tempat ini, Chika dan yang lain sudah menunggu di mobil” sahut
Damar.
Mereka bertiga keluar dari gudang itu dan menghampiri Chika
yang saat itu menunggu di mobil. Mereka berenam menuju ke rumah Chika karena di
rumah Chika tidak ada siapa-siapa. Mereka tidak mau orang lain mengetahui
masalah ini termasuk orang tua Elsa. Ketika Elsa sudah sadar, Andi marah kepada
Elsa.
”Kamu ini! Kenapa kamu kayak gitu?” Andi marah.
”Apa peduli kamu?” sambil menangis.
”Udah Andi…, kamu jangan marah gitu…!” sahut Indra.
”Kalian semua ini bisanya Cuma mentingin diri kalian
sendiri, gak pernah mentingin perasaan aku”.
”Apa maksud kamu? Kita semua mikirin kamu. Kalau enggak
kenapa kita nyariin kamu”.
”Udah dech, jangan saling menyalahkan. Emangnya kamu ada
masalah apa kok sampai kamu berbuat negatif seperti ini?” Chika menenangkan
temannya.
Indra berusaha menenangkan Andi yang saat itu sedang emosi.
Elsa hanya bisa menangis dan marah-marah kepada semua teman-temannya termasuk
Andi. Chika berusaha menenangkan Elsa dan bertanya ada masalah apa kok Elsa
sampai mau berbuat nekat.
Akhirnya Elsa menceritakan semua measalahnya kepada
sahabatnya. Ternyata Elsa berani berbuat nekat karena orang tuanya yang selalu
berantem dan mencampakkan Elsa. Berangkat kerja pagi, pulang malam.
Sahabatnya kasihan sama Elsa. Mereka membantu Elsa untuk
menyadarkan orang tua Elsa di saat teman-teman yang lain berusaha menghibur
Elsa diam dan Sinta menelfon orang tua Elsa yang sedang bekerja. Sinta
menceritakan seluruh kejadian itu kepada orang tua Elsa dan menyuruh orang tua
Elsa untuk datang ke rumah Chika.
Beberapa menit kemudian orang tua Elsa datang. Elsa kaget
ketika melihat orang tuanya datang ke rumah Chika.
”Ayah…, Ibu…?” Elsa kaget.
”Iya nak…?” jawab ibunya.
”Maafkan ayah dan ibu ya…, ayah dan ibu gak tahu kalau kamu
tidak bahagia” Ayahnya minta maaf.
”Iya yah…, bu…!” Elsa juga minta maaf karena sudah bikin
malu keluarga.
”Iya nak…!” Ayah dan Ibu menjawab.
Ibu Elsa menangis dan memeluk erat Elsa. Ayah dan ibunya
meminta maaf kepada Elsa karena telah mencampakkan Elsa. Mereka pun sadar bahwa
anak lebih berharga daripada harta. Buat apa harta melimpah kalau anak
sengsara. Akhirnya orang tua Elsa membawa Elsa pulang ke rumah. Dan Elsa
mengucapkan terima kasih kepada sahabatnya karena telah menyadarkan Elsa dan
membantunya.
”Terima kasih teman-teman, berkat bantuan kalian aku jadi
sadar kalau ku sudah salah”.
”Iya El…, sesama sahabat kita harus saling mengingatkan jika
diantara kita ada yang salah”.
”Aku bangga banget punya sahabat seperti kalian. Kalian
emang sahabat sejati aku”.
”Kamu juga sahabat sejati kami”.
”Kalau ada masalah lagi janga sungkan untuk cerita ya…”
Itulah gunanya sahabat. Saat kita punya masalah, mereka
tetap di samping kita untuk membantu kita memecahkan masalah. Tidak malah
meninggalkan kita. Janganlah kamu menyia-nyiakan sahabatmu. Jika kamu mempunyai
masalah baik itu masalah pribadimu, janganlah malu untuk menceritakannya kepada
sahabatmu. Karena sahabat sejati akan selalu membantu sahabatnya yang sedang
mempunyai masalah.
Komentar
Posting Komentar