Penyesalan yang Terlambat

Penyesalan yang Terlambat
  
                Sudah empat tahun aku tinggal hanya berdua dengan ibuku sejak meninggalnya ayahku. Dulu aku tinggal dirumah mewah dan dikelilingi dengan bergelimang harta benda. Ayahku seorang pengusaha terkenal dan ibuku seorang desainer. Akan tetapi kemewahan itu hanya sesaat, karena saat aku kelas satu SMP ayahku pergi meninggalkan kami untuk selamanya. Hal itu disebabkan karena ayah terkena serangan jantung karena ia terlibat kasus korupsi diperusahaan. Setelah kepergian ayah semua harta kami dijual untuk menutupi hutang perusahaan, begitu juga dengan rumah kami satu-satunya. Usaha ibu pun ikut gulung tikar karena tidak lagi memiliki modal yang cukup.
            Semenjak itu aku tinggal dirumah kontrakan sederhana bersama ibu. Ibuku kini menjadi seorang penjahit baju. Tetapi aku selalu merasa semua ini tidak adil. Aku selalu merasa iri dengan teman-temanku yang memiliki barang-barang mewah yang dulu pernah aku miliki. Suatu hari saat aku sedang melamun dikelas sendiri saja tiba-tiba Kepala Sekolahku memanggilku. Aku pun berjalan mengikuti beliau menuju ruang guru, lalu beliau pun langsung memberitahukan alasannya memanggilku.
  "Sudah hampir setahun ini kamu belum bayar SPP. Kamu harus segera melunasinya karena sebentar lagi akan ujian." Kata Kepala sekolah.
   Aku pun menjawabnya, "baik pak, kalau ibu saya sudah punya uang saya pasti akan membayarnya."
   Saat aku sampai di rumah aku pun menanyakan pada ibu tentang pembayaran SPP.
   "Bu, tadi aku dipanggil Kepala Sekolah. Aku sudah ditagih untuk membayar SPP, gimana nih. "Kataku sedikit ketus pada ibuku.
   "Sabar nak, kalau ibu sudah punya uang pasti ibu akan melunasinya." Jawab ibuku dengan lembut.
    "Iya, tapi harus cepat karena sebentar lagi ujian. Dan semua temanku juga sudah bayar cuma aku yang belum bayar." Kataku dengan cemberut.
    "Ibu usahakan secepatnya, anakku." Kata ibu sambil membelaiku.                                             
            Keesokan harinya aku bisa tenang karena ibuku akhirnya melunasi uang SPPku. Saat pulang sekolah teman-temanku ramai berkerumun ditempat parkir. Mereka sedang melihat HP baru milik temanku Nisa yang memang terkenal suka membanggakan barang-barang mewahnya.
    "Hai Nia, kamu mau pulang ya? Lihat nih HP baru aku, paling mahal keluaran terbaru." Katanya sombong.
    "Dulu kan kamu suka memamerkan barang-barang mewahmu. Sekarang mana Hpmu?" Katanya mengejek.
    Dengan sedikit jengkel aku pun menjawab "Ada kok. Cuma Hp gitu. Besok aku pasti langsung beli yang lebih bagus." Kataku dengan sebal.
    "Ok, buktiin aja. Aku tunggu." Kata Nisa dengan angkuhnya.
    Sepulang sekolah, dengan marah-marah aku langsung minta uang pada ibuku untuk bisa beli HP baru.
    "Bu, aku mau minta uang buat beli HP baru." Kataku pada ibu
    "Nak, ibu kan baru pulang mengantar baju. Tunggu sebentar, memangnya HP lamamu kenapa?" Tanya ibuku
    "HP aku yang lama udah jelek dan rusak, pokoknya aku mau beli HP baru." Kataku memaksa.
    "Memangnya berapa harga HP yang mau kamu beli itu nak?" Tanya ibuku dengan lembut
    "Harganya 8 jutaan, pokoknya besok harus sudah ada uangnya." Kataku
    "Uang sebanyak itu bagaimana ibu bisa dapat dalam sehari nia?"tanya ibuku dengan sedih
    "Aah,,, aku nggak mau tau pokoknya malam ini, ibu nggak boleh pulang sebelum bawa uang untuk beli HP baru,, TITIK." kataku dengan keras
            Akhirnya ibuku pun semalaman mencari uang untukku, tiba-tiba saat aku sedang asyik lihat film kesukaanku sambil menunggu ibuku pulang dengan membawa uang banyak, pintu rumahku berbunyi. "TOK...tok..."
    "Assalamualaikum." Nia membuka pintu dan menjawab
    "Wa'alaikum salam, ada apa?", ternyata salah satu tetanggaku.
    "Maaf Neng, ibu Neng tertabrak mobil. Dan ia sudah tidak tertolong, sekarang jenazahnya berada di rumah sakit. Tadi sebelum meninggal ibu Neng menitipkan ini,,, "(ternyata uang 8 juta)"
            Setelah jenazah ibu sampai dirumah, aku pun menangis sejadi-jadinya dengan memeluk jenazah beliau. Saat memeluk jenazah ibu aku menemukan surat terakhir beliau, lalu aku pun membaca surat tersebut. " Nia jaga dirimu baik-baik ya, Ini uang 8 juta dari pamanmu. Maaf ibu belum bisa membahagiakanmu. Selamat tinggal Nia anakku."
            Aku pun hanya bisa menangis dan meratapi nasibku. Setelah menjadi anak yatim piatu aku tinggal bersama pamanku. Aku menjalani hari-hariku dengan penuh penyesalan karena keegoisanku aku kehilangan ibuku yang aku sayangi. Aku berusaha menuruti amanah ibuku menjadi anak yang berbakti pada pamanku yang sekarang menjadi pengganti orang tua bagiku. Semenjak itu pun aku mulai merubah perilaku menjadi anak yang lebih baik dan tidak berbuat seenaknya saja seperti yang ku lakukan kepada ibuku.. aku tak ingin itu semua terulang lagi.. ingin rasanya aku memutar waktu ini agar hal ini tidak terjadi tapi penyesalan memang selalu dibelakang.. ibu maafkanlah anakmu ini semoga engkau bisa bahagia disana.. aku menyayangimu ibuuu....:'(
Karya :
DELLA PURNAMASARI_XI AK 1



Komentar

Postingan populer dari blog ini

KUMPULAN ABSTRAK BIDANG ARTIKEL

Ayah

Koala Kumal