KENANGAN TERAKHIR BERSAMA SAHABAT KU

   
KENANGAN TERAKHIR BERSAMA SAHABAT KU

Embun yang menyelimuti pagi dan kicauan burung-burung yang beterbangan menghiasi pagi yang indah di desa kecil ku yang bertepatan di desa sukomoro, Bogor.
   Nama ku dina, umurku 16 tahun dan aku sekolah di salah satu sekolah favorit di Bogor, di desa sukomoro terdapat banyak sekali kenangan bersama sahabatku karena aku dan sahabat ku dilahirkan di desa itu, sahabat yang selalu menginggatkan apa arti persahabatan yang sebenarnya dia bernama dila.
Sahabat adalah teman yang selalu ada kapan pun dan dimanapun disaat kita mempunyai banyak masalah dan yang paling penting sahabat adalah teman yang mau diajak susah seneng bareng. Kalimat yang sering terngiang di telingaku. Kalimat itulah yang sering di ucapkan oleh sahabat ku dila, seketika itu aku langsung menelponnya untuk melepas kangen ku karena dia tinggal bersama nenek nya yang bertepatan di Bandung,rumah nenek ku dan rumah neneknya dila tidak begitu jauh.
"Hai sahabat ku! Apa kabar?" Tanyaku dengan penuh semangat.
"Hai juga sahabatku! Kabar ku baik kok, Lalu bagaimana dengan kabarmu?" Ujarnya yang tak kalah semangatnya.
"Kabar ku juga baik kok, mungkin weekend depan aku akan liburan ke bandung?" Balas ku
"Beneran?" Katanya
"Iya dil udah dulu ya nanti kita sambung lagi teleponnya!" (Sembari mematikan telepon).
Satu minggung pun telah berlalu aku brangkat ke rumah nenek ku untuk menemui sahabatku. Sesampainya di sana aku langsung menemuinya dan memeluknya, serasa udah 1 tahun gak ketemu tapi sayang nya cuma 1 sampai 2 hari saja aku di rumah nenek ku karena aku harus balik ke rumah.
"Hey dil!" Tanyaku
"Iya din, jam berapa sampek sini?" Balasnya
"Baru saja sampek, ni langsung nemuin kamu!" Jawabku
"loh emang ada apa din?" (Tanya dia dengan penasaran)
"Selain aku kangen sama kamu,  aku juga mau cerita mengenai cowok yang lagi deket sama aku?" Balas ku (dengan nada yang sangat gembira)
"Emang siapa sih?" Ujarnya
"Aldio" balas ku
"kayaknya aku kenal deh!"
"Emang kamu kenal kok, dia kan temen smp kita, ech dil udah dulu yha aku pulang,  nanti aku kesini lagi terus kita sambung percakapan ini!" Balas ku dengan semangat
"Oke deh! Ujarnya


Aku berjalan pulang menuju rumah nenek ku yang berdekatan dengan rumah neneknya dila. Sesampinya di rumah aku langsung menuju kamar tidur ku untuk merebah kan badan ku yang pegal-pegal ini akibat perjalanan tadi.

Alaram ku berbunyi "kriiiinnng" itu tandanya tepat jam 03. 00 sore. Aku segera bangun dan berniat untuk mandi tenyata di sebelah ku sudah ada dila sahabat ku yang ingin mengajak ku berkeliling bandung karena besok aku sudah harus pulang ke bogor.
"Ech din cepetan mandi gih." ucap dila
"Emang mau kemana sih dil" tanyaku
"Udah nanti qm akan tau sendiri pokok nya kita bakal ke tempat yang indah banget, besok kan kamu pulang, jadi aku pengen beri kenang-kenangan ke kamu agar kamu gak nyesel main ke bandung.! " ucap dila
"Iya udah tunggu sini ya aku mau mandi dan bersiap-siap dulu." kata ku
"Siap bos. " balas dila
Sekitar 5 sampek 10 menit aku selesai mandi dan bersiap" untuk pergi berkeliling kota bandung bersama sahabat ku. Tidak terasa senja sudah mau berganti dengan malam yang betaburan bintang menghiasa malam dan membuat kota bandung semakin lebih indah. Aku dan dila pun berniat untuk pulang, kita bercanda tertawa dan bahagia di bawah langit malam. Tiba-tiba aku melihat hidung dila yang mengeluarkan darah aku binggung apa yang sedang terjadi pada sahabat ku, penyakit apa yang sebenarnya dia derita. Tanpa berfikir panjang aku langsung membawa dia pulang, sampai-sampai belum sempat aku bertanya pada dia sebenarnya dia sakit apa.
Ke esokan harinya aku bersiap-siap untuk pulang sebelum pulang aku ingin berpamitan pada sahabat ku, tapi rumah itu seakan-akan kosong tidak berpenghuni. Akhirnya aku pulang tanpa berpamitan dengannya.
Sewaktu perjalanan pulang aku melamun apa penyakit yang di derita oleh dila, fikiran ku sudah kemana-mana, lalu hand phone ku berbunyi "tut..tut...tut" aku lihat ternyata dila yang menelpon ku,segera aku angkat.
"HAllo assalamualaikum din."
"Iya wa'alaikumsalam dil,ech dil kamu baik-baik saja kan." (balas ku dengan nada khawatir).
"Aku gak papa kok din cuma mimisan aja kemarin, gak ada yang perlu di kawatir kan".  Balasnya
"Syukurlah,terus tadi pagi kamu kemana." Belum sempat di jawab percakapan kami pun terputus. Aku berfikir positif bahwa memang dila tidak kenapa-kenapa,tidak mungkin dia akan berbohong sama aku. Oh ya minggu depan kan ulang tahun nya dila. "enaknya di kasih kado apa yha, ntar sore ke mall ah cari hadiah buat dila."(ujar ku dalam hati). Waktu terus berlalu sampai saat nya hari minggu pun datang. Aku pura-pura marah karena dia kemarin mematikan telepon begitu saja(yha itu memang alasan yang sangat tepat)
Aku mama dan papa pergi kerumah nenek sekalian mau ngerayain ulang tahun sahabat ku yang ke 17(sweet seventen). Aku dan papa langsung berangka,di jalan aku membayangkan rencana yang sudah aku siap kan 1 minggu yang lalu pokok nya di ulang tahun dila yang ke 17 akan sangat indah,
"Ayo dong pa agak cepetan nyetirnya." kata ku
"Iya sayang ni bentar lagi udah mau nyampek." balas papa ku
Sesampainya di sana aku gak mau keluar rumah, dila yang mengetahui aku ke bandung langsung ke rumah nenekku tetapi aku pura-pura males dan gak mau ketemu dia. Sampai jam 20. 00 tepat aku kerumah dila sembari membawa kue yang sudah aku pesan buat ulang tahun sahabat ku. Aku menyanyikan lagu ulang tahun agar sahabat ku tau kalo aku sudah datang.
"happy bithday sahabatku, semoga persahabatan kita tetap kayak ini, Amiin....."
"Makasih din,awal nya aku takut kamu beneran marah sama aku..." ucap dila
"Gak mungkin semarah-marahnya aku sama kamu aku tetep masih sahabat kamu dan akan selamanya seperti itu."
Dila memeluk ku seakan-akan dia akan pergi jauh dan tak akan kembali, apa yang aku bayang kan ternyata benar dia menghembuskan nafas terakhirnya di pelukan ku. Tidak ku sangka bahwa di hari ulang tahunya yang ke 17 ini akan menjadi kenangan terakhir bersama sahabat ku. Tenyata dia mengidap penyakit kanker yang sangat ganas. Aku berharap persahabatan ku dan dila akan selalu seperti pertama berkenalan dulu, walaupun dunia kita yang sudah sangat berbeda. Malam yang indah dan bertaburan bintang itu berubah bagaikan Malam gelap tanpa cahaya sedikitpun, perasaan sedih dan rasa kehilangan itupun menghampiri orang disekelilingku. Tuhan jaga sahabatku disana, aku tau mungkin ini yang terbaik buat dia. Kenangan yang tak akan pernah aku lupakan seumur hidup bersama sahabatku. Thank god you gave to my best friend.


                                                                        TAMAT

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KUMPULAN ABSTRAK BIDANG ARTIKEL

Ayah

Koala Kumal