JANGAN DIBACA

JANGAN DIBACA
KARYA : DEWI RAHAYU(24_XI AK 1)

Sejak aku dan Janie berbeda sekolah, aku merasa jauh dengannya. Bahkan kita jarang bertemu ataupun berkomunikasi padahal dulu kita selalu bersama. Disisi lain aku berfikir mungkin aku terlalu sibuk dengan kehidupanku begitupun Janie, sehingga kita tidak pernah bertemu, padahal ada banyak hal yang ingin aku ceritakan pada Janie. Aku ingin berbagi tentang apa yang aku rasakan namun waktu telah mengubah segalanya. Kita menjadi sulit untuk bertemu.
Aku mencoba  untuk tidak memikirkan hal tersebut, diperasaanku tersimpan perasaan yang lebih menakutkan. Hatiku berdebar saat aku melihat Roy teman waktu kecilku. Dia yang selama ini menjadi temannku, dia pribadi yang baik tetapi cuek terhadap masalah yang bukan masalahnya. Karena sifat itu aku menjadi simpati padanya. Kurasa aku ingin bukan hanya sekedar teman, namun lebih dari itu. Sampai saat ini aku masih menyimpan perasaan ini dan aku baru merceritakan hal ini pada Janie beberapa tahun lalu.
Suatu hari saat aku sedang  belajar, ponselku berdering, ku buka perlahan betapa senangnya hariku, aku menerima pesan dari Janie sahabatku. Tapi saatku membuka pesan itu hatiku seakan tidak bisa menerimanya, Janie mengatakan kalau dia jatuh cinta pada Roy dan Janie ingin aku membantunya untuk lebih dekat lagi dengan Roy aku hanya bisa tersenyum saat Janie mengatakan semua hal itu padaku. Apakah Janie lupa beberapa tahun yang lalu aku telah menceritakan hal yang sama mengenai siapa yang telah membuat jantungku berdetak kencang. Apa Janie lupa. Bagiku Roy adalah teman sejak kecilku sampai saat ini, namun aku tidak bisa menggangap Roy hanya sekedar teman biasa.
Semakin hari aku menjadi egois tidak terima akan perasaan Janie pada Roy. Namun Janie tidak salah dia juga berhak menyukai siapapun. Akan tetapi aku tidak bisa membohongi perasaanku rasanya sakit jika aku dan Janie harus mencintai orang yang sama. Aku mencoba mengalah akan hal ini, namun sejujurnya aku tidak bisa. Janie dan Roy satu sekolah setiap hari mereka semakin dekat. Entah apa status diantara mereka aku mencoba mengikhlaskan semua hal itu terjadi.
Beberapa bulan kemudian aku bertemu dengan Janie, dia merasa bahagia bertemu denganku  saat itu Janie menceritakan semua yang dia rasakan padaku  dia lelah mencintai Roy karena Roy sama sekali tidak menaruh perasaan pada  Janie. Sepertinya Janie mulai putus asa untuk mendapatkan Roy, hingga akhirnya dia berusaha membuang semua yang ada pada perasaanya pada Roy. Ternyata usahanya berhasil dan saat ini dia hanya menganggap Roy sebatas teman sekaligus kakak kelas. Karena dia yakin Roy mencintai  wanita lain. Sepertinya kini Janie banyak berbagi cerita kepada Roy begitupun sebaliknya.
Ponselku berdering saatku membukanya betapa bahagianya hatiku menerima pesan dari Roy. Kini aku merasa Roy mulai peduli padaku, dia semakin perhatian padaku. Dan dia begitu  menjaga  perasaanku saat berbicara denganku. Semakin hari aku semakin bingung apa yang sebenarnya terjadi pada Roy mengapa dia jauh lebih baik dari yang sebelumnya. Dan anehnya dia selalu memberi tawaran untuk pulang sekolah bersama setiap hari. Apa mungkin dia telah mengetahui perasaan yang telah kusimpan bertahun-tahun ini, jika memang benar siapa yang telah memberitahukannya.
Satu bulan kemudian Roy menanyakan perasaan yang kurasakan. Dia ingin mengetahui persaanku padanya, Namun aku berusaha membohongi perasaanku akan tetapi Roy sudah yakin kalau akau mencintainya. Disamping itu aku merasa lega dan bahagia karena Roy telah mengetahui semua yang telah ku sembunyikan selama ini. Ku merasa semakin hari semakin dekat dan kita berstatus lebih dari teman  biasa.
Setelah kejadian itu Roy menjadi Overcare padaku, perjalanan cinta tidak berjalan semudah ini, setelah beberapa bulan orang tua Roy mengetahui kalau kita semakin dekat dan ibu Roy melarang Roy dekat denganku.
Alasannya  hanya karena beliau ingin melihat Roy sukses terlebih dahulu. Akan tetapi Roy masih tetapi Roy tetap tidak ingin jauh dariku. Padahal aku sudah berusaha menjauhi Roy namun Roy memohon agar tidak menjahuinya. Hatiku terasa seperti teriris-iris saat mengatahui ternyata orang tua Roy tidak suka padaku. Aku tidak mengerti mengapa mereka tidak mengizinkan aku berteman dengan Roy.
Berulang kali Roy mengatakan padaku bahwa ibunya melarang dia untuk mendekatiku, saat itu aku berfikir untuk menjauh dari Roy. Namun usahaku tidak berhasil. Rasanya sakit saat orang tua dari orang yang kucintai begitu membenciku. Bagiku ini adalah ujian yang harus kita lewati. Meskipun air mata berlinang dipipi setiap malam.
Hampir satu tahun aku harus menahan luka, luka ketidaksukaan orang tua Roy padaku. Jika teringat hatiku terasa sakit, aku harus lebih dewasa lagi, lebih baik lagi dan tentunya lebih ikhlas menerima segala yang terjadi. Ibu Roy berusaha menjauhkan aku dengan Roy. Sampai-sampai Roy disuruh pergi untuk bekerja di luar Jawa. Karena Roy sangat menyayangi Ibunya dan menerima tawaran Ibunya.
Hari ini boleh dibilang hari terakhir ku melihat Roy. Dan ku dengar dia akan pergi untuk 3 tahun kedepan. Aku tidak tahu akankah dia pergi dan pulang kembali. Disini kesabaranku benar-benar diuji, aku harus melepas orang yang kusuka. Akan tetapi disisi lain aku berfikir dia pergi untuk kembali lagi. Bukankah dia pergi hanya untuk beberapa tahun saja dia hanya ingin menata dan memperbaiki masa depannya. Harusnya aku senang melihat Roy berusaha lebih keras untuk masa depannya. Kurasa Aku telah dibutakan oleh cinta.
Perpisahan ini pun terjadi, aku berusaha menerima semua yang terjadi meski aku tahu ini sulit untuk aku lakukan. Tugasku kini membiarkan perasaan ini dan fokus dalam pendidikanku. Aku harus sukses, dan aku butuh kerja keras dan usaha karena aku tahu sukses tidak akan datang dengan sendirinya.
Hari-hari ku lewati dengan hati ikhlas dan penuh kesabaran, kini aku mulai sibuk sekolah. Aku mencari kesibukan disekolah semua ini kulakukan hanya untuk mengisi waktu luang.
Setelah hampir satu tahun aku merasa Roy sibuk dengan kehidupannya, akan tetapi dia selalu memberi kabar padaku meski dalam 3 hari sekali itupun hanya beberapa jam. Dia selalu memberi semangat untukku, memotivasi untuk lebih baik lagi. Entah mengapa dia menginginkan aku menjadi wanita yang tidak banyak berbicara namun berprestasi. Dia sangat membenciku saat aku banyak tingkah dan banyak omong. Selain itu dia juga sering membantuku mengerjakan PR meskipun hanya lewat media sosial. Siapa wanita yang tidak menaruh simpati pada lelaki seperti Roy.
Aku merasa saat dekat dengannya sampai sekarang aku merasa dia telah membuatku menjadi wanita yang tidak banyak bicara. Aku tidak pernah tahu dia disana sedang apa dan dimana begitupun dengan siapa, yang aku tahu aku disini menunggumu Roy. Aku rindu akan kenangan yang telah terjadi pada kita. “Sampai kapanpun hingga kau kembali ke kota kelahiranmu yang aku minta selalu ingat aku, bukan hanya ingat sebatas teman namun selebihnya itu, salam rindu Roy.” Pesanku. Bagiku perpisahan itu akan selalu terjadi namun setidaknya kita melakukan hal yang berkesan sebelum perpisahan itu terjadi.


*END*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KUMPULAN ABSTRAK BIDANG ARTIKEL

Ayah

Koala Kumal