CINTAKU YANG HILANG
CINTAKU YANG HILANG
Terlihat
matahari mulai terbit dari timur, dan perlahan ku buka mata ini dengan sayup –
sayup. Kumulai hari – hari ku seperti biasa aku adalah Lisa usia ku baru 19
tahun aku masih kuliah dan kegiatan sehari – hari ku hanya kuliah dan bermain
mungkin banyak remaja seusiaku sudah mempunyai pacar namun berbeda denganku
karena aku tak diperbolehkan oleh ibu untuk berpacaran sejak dari SMP aku
berpacaran dengan diam – diam tapi setelah mantanku menduakan aku dan kami
putus aku tak pernah berpacaran lagi. Sampai suatu ketika aku bertemu dengan
seseorang yang bisa membuatku merasakan bahagia yang sesungguhnya, dan semua
itu dimulai dari.....
“pagi
sayank...” suara ibuku yang memanggilku dengan manja “ pagi juga mama “ jawabku
dengan mata yang sayup karena masih mengantuk, setelah ibuku membangunkanku aku
pun bergegas mandi dan sarapan karena aku ada kelas pagi setelah aku mandi dan
sarapan aku berangkat dengan sepedah ku yang sudah berada didepan dengan
gagahnya maklumlah sepedah Ninja gitu lo. Setelah aku berkendara dengan
sepedahku aku sedang memikirkan sesuatu yaitu tugasku yang belum aku selesaikan
karena hari ini ada kelas gurunya sangat galak aku jadi sangat kepikiran dan
terburu – buru sampai tak sengaja aku menabrak seseorang yang sedang menyebrang
jalan, dengan bergegas aku membantu orang itu sambil aku meminta maaf ternyata
dia adalah Awan anak dari seorang penjual ikan yang berada di desaku. “ maaf
aku tak sengaja menabrakmu aku kurang hati – hati tadi karena terburu – buru
kakak ngak apa - apa kan” tanya ku sambil ketakutan karena melihat kakinya
berdarah “ aku ngak apa – apa kok lagian Cuma luka kecil doang “ jawabnya
sambil menahan sakit. Tapi aku tak mau lari tanpa bertanggung jawab akhirnya
aku mengobati lukanya dan meminta nomernya untuk menanyakan kabarnya. Setelah
selesai dari kampus aku pulang dan menelfon kak Awan ingin menanyakan kabarnya
“ Hallo.... “
“ Hallo ini siapa yaa ? “
“ Ini aku kak Lisa yang tadi menabrak
kakak “
“ oww kamu ada apa Lis kok telefon ? “
“ Aku mau tau keadaan kakak, apa kakak
baik – baik aja ?”
“ Aku baik – baik aja kok Lis jadi ngak
papa ngak usah khawatir juga “
“ Ya udah kalau gitu kakak aku Cuma
takut kalau kaki kakak tadi kenapa – napa kan yang nabrak tadi aku jadi aku takut aja “
“ Udah ngak usah takut kamu kan udah
obatin tadi jadi ngak papa mungkin besok udah sembuh “
“ ya udah kalau gitu kakak aku lega maaf
juga udah ganggu waktu kakak “
“ Ngak kok Lis, oww iya lis bisa ngak
kita besok jalan kita kan tinggal didesa yang sama masa ngak pernah jalan
bareng, itu juga kalo kamu mau sih kalo ngak mau juga ngak apa – apa kok “
“ Boleh kak tapi jangan lama – lama ya
nanti kalau aku dimarahin mama kalau lama – lama “
“ iya besok kita jalan ke air terjun aja
gimana “
“ Boleh kak, aku juga lama ngak jalan
kesana “
Keesokan
harinya aku berangkat ke kampus seperti biasa karna aku ada kelas pagi jadi aku
bisa pulang cepat dan bisa jalan – jalan bareng kak Awan entah mengap hari itu
aku merasa senang sekali tak seperti hari biasanya, mungkin karna ini pertama
kalinya aku pergi bersama laki - laki
setelah lama aku putus dengan mantanku. Setelah pulang dari kuliah aku lansung
sms kak Awan kalau aku udah selesai kuliah dan kak awan mengajak ku bertemu
dijalan seberang karna dia tau kalau aku ngak pernah boleh keluar bersama
seorang laki - laki selain saudara. Dan tak beberapa lama aku sampai dijalan
seberang dan kami berjalan ke air terjun yang berada di desa kami “ lama kak
aku ngak pernah kesini sejak aku smp dulu terakhir aku main kesini sama mantan
aku “ ucap ku sambil tersenyum “ sama dong Lis aku juga ngak pernah datang
kesini karena terlalu sibuk membantu orang tua ku, oh iya ngomong - ngomng bakal
ada yang bernostalgia ni yee " jawab kak awan sambil mengejek ku “ ihh..
apa – apaan sih kak Awan ini aku tu udah move on tauk “ jawab ku sambil
cemberut “ udah move on kok masih cemberut sambil pipinya merah “ godanya lagi
padaku “ kak Awan ngak ta... ahh” teriak ku karena aku terpeleset dan dengan
sepontan kak Awan meraih tangan ku dan merangkul aku saat itulah mata ku dan
mata kak Awan bertatapan dengan jelas dan tak ada yang menghalanginya “ kamu
ngak papa Lis” tanyanya dengan khawatir
“ awww.... kelihatanya kakiku kesleo kak “ jawabku dengan kesakitan “
terus gimana kamu bisa jalan ngak ya udah ayo aku gendong lagian tempatnya ngak
jauh lagi kok”. Sampainya ditempat kak
Awan memijat kaki ku agar tidak sakit lagi, dan setelah puas bermain aku dan
kakak Awan pulang. Dan tak terasa aku dan kak Awan semakin dekat dan tak terasa
aku semakin sering ketemu dan kedekatan ku sama kakak Awan terdengar sampai ke
telinga Mama ku dan Mama ku sangat marah
ke aku sehingga aku tidak boleh bertemu dengan kak Awan lagi, tit tit tit
terdengar suara Hp ku berbunyi dan itu adalah sms dari kak Awan “ kamu kenapa
kok ngak pernah ketemu aku lagi, apa aku ada salah sama kamu Lisa kamu marah
sama aku? “ tanya kak Awan dismsnya “ tidak kok kak aku ngak marah memangnya
kakak pernah buat salah sama aku kan ngak to. Aku Cuma ngak boleh keluar aja
sama Mama aku kak “ jawab ku “ apa itu semua karena kedekatanku dan kamu
beberapa mingu ini ? Kalau benar aku minta maaf ya Lis aku ngak bermaksud buat
kamu dimarahin kaya gini “ balasan kak Awan seperti merasa bersalah ” ngak kok
kak udah dulu ya kak aku mau belajar nanti tambah dimarahin mama “ balasku agar
tidak ditannya aneh – aneh lagi oleh kak Awan.
Pagie
ini adalah hari minggu biasanya hari minggu aku selalu diajak kak Awan pergi
kesuatu tempat agar aku tidak merasa jenuh dirumah, namun hari ini aku tidak
keluar rumah sama sekali dan kalau aku ijin keluar pun belum tentu aku
diperbolehkan oleh mama dan lebih baik aku menonton tv saja. Tak lama kemudian
terdengar suara Tok tok tok terdengar ada yang mengetuk pintu dan pembantuku
membukanya dan terdengar bibi sedang berbicara dengan seseorang dan aku
penasaran sekali aku langsung melihatnya “ siapa bi ? “ tanyaku dengan cepat
tanpa melihat terlebih dahulu, betapa kagetnya aku melihat kalau itu adalah kak
Awan aku segerah menyuruhnya pulang “ kenapa kakak kesini udah cepet pulang,
nanti kalau mama tau aku jadi dimarahin “ kataku dengan penuh ketakutan “ ngak
lis aku mau ngajak kamu jalan – jalan lagian sekarang hari minggu jadi kamu
ngak kuliah “ jawabnya dengan memaksa ku untuk ikut pergi “ ngak bisa kak aku
disuruh dirumah aja ngak boleh pergi “ jawabku “ ya udah aku bakal ngomng sama
mama kamu aku mau minta izin untuk ngajak kamu keluar gimana ? “ jawabnya
sambil ngotot, tak beberapa “ lisa... siapa itu kok kamu kaya lagi debat sih
temen kamu ya.. ? “ tanya mama ku dari dalam “ ngak kok ma Cuma orang nyasar “
jawabku sambil gugup “ memangnya siapa sih “ tanya mama ku lagi dengan
penasaran dan apa yang aku takutkan terjadi mama ku keluar dan melihat kak Awan
“ siapa kamu ? ada perlu apa kesini ? “ tanya mama aku dengan tegasnya “ saya
temannya lisa tan dan saya mau ngajak lisa jalan – jalan boleh ngak tan ? “
tanya kak Awan dengan meminta izin “ kamu siapa ? anak siapa ? “ tanya mamaku
seperti mengintrogasi pencuri “ nama saya Awan saya anak bapak han penjual ikan
dipasar itu “ jawab kak Awan kepada mama ku tanpa malu mengakui profesi ayahnya
“ oww pak han itu, saya kasih tau ya saya ngak suka kalau kamu itu deket –
deket sama anak saya dan mulai sekarang kamu harus jauhi anak saya “ perintah
mama ku dengan tegasnya “ tapi mengapa saya harus menjauhi anak tante ? saya
itu sayang sama anak tante dan kalau boleh saya mau jadikan anak tante pacar
saya ” kata kak Awan “ kamu kira kamu siapa beraninya mau menjadikan anak saya
pacar, kamu itu hanya anak seorang penjual ikan. Sudah pergi sana kamu jangan
temui anak saya lagi “ bentak mama ku dengan marahnya” memang saya anak seorang
penjual ikan tante tapi saya sayang sama anak tante, saya akan bahagiakan dia
saya tidak akan membuatnya menangis saya janji tante “ pinta kakak awan “ tidak
sudah pergi sana jangan dekati anak saya “
Setelah
kejadian itu aku jadi jarang ketemu kak Awan karena mama sangat melarang ku
untuk bertemu dengannya. Dan yang aku lakukan hanyalah duduk diam di rumah,
hanya menonton tv saja aku merasa sangat bosan sekali. “ Lisa.... lisa sini deh
“ pangil mama ku “ iya maa... bentar “ jawabku sambil berjalan kesana “ ada apa
ma ? “ tanya ku “ sini duduk disini, apa kamu masih kenal sama dia ? “ tanya
mama ku sambil menunjuk pada seorang pemuda “ siapa ma ? aku tidak pernah melihatnya
apa dia tetangga baru kita ? “ tanyaku sambil kebinggungan “ masa kamu sudah
lupa dia itu teman kecil kamu anaknya pak Brawoto yang dulu pindah ke Singapur
sekarang udah balik ke sini. Kamu lupa kan karena dia sekarang udah besar dan
tampan “ jawab mama ku sambil memujinya “ Ooww.... dia Arif ma “ ingatku “ iya
dia arip masa kamu lupa “ jawab mama ku sambil tersenyun “ Hai Lis lama ya ngak
ketemu, kamu makin cantik aja “ sampanya ke aku sambil merayu “ makaih Rif “ “
gimana kalau kita jalan – jalan keliling desa kamu mau ngak ? “ tanya Arif “
mau Lisa pasti mau kalau kamu yang ajak, ya udah dia biar ganti baju dulu nak
Arif. Ayo lisa kamu cepet ganti baju “ jawab mama ku yang seperti ingin
mendekatkan aku denga Arif “ baik ma “ aku segera ke kamar karena aku tidak
berani menentang mama. Kemudian aku jalan – jalan keliling desa bersama Arif
sampailah aku dikebun teh punya Ayah ku “ lama ya Lis kita ngak kesini, aku aja
sampai ngak ingat kapan terakhir kali kita kesini “ kata Arif “ iya Rif lama
kita ngak kesini ow iya ngomong – ngomong kenapa kamu balik ke sini, apa kamu
ngak betah disana ? “ tanya ku yang ingin tahu “ ngak aku kembali kesini karena
Ayah ada kerjaan disini dan 1 lagi “ jawabnya “ satu lagi apa Rif “ tanya ku “
memangnya kamu ngak tau, Kalau kita ini mau di jidohin “ sambil menatap ku
jelas “ haaa..... kata siapa ? Aku juga ngak dikasih tau, aku pergi dulu ya “
aku lalu pergi meninggalkan Arif. “ Lisa kamu mau kemana “ panggil kak Awan,
aku berlari menghampirinya dan langsung memeluknya erat – erat dengan menangis
“ Lis kamu kenapa siapa yang buat kamu begini apa kamu dimarahi mama kamu Lis ?
“ tanya kak Awan sambil khawatir “ ngak kak aku Cuma sedih aja karena aku
dijodohin kak sama temen masa kecil aku dan aku ngak suka sama dia “ jawabku sambil
menagis “ kenapa bisa begitu kamu tolak dong kalau kamu ngak mau. Udah jangan
nangis lihat jadi jelekkan kalau nagis kamu itu lebih cantik kalau senyum tauk
ni kayak gini “ memegang pipiku dan menariknya “ maksih ya kak udah bikin aku
seneng, dan aku mau minta maaf kak buat omongan mama aku yang udah bikin kakak
sakit hati “ kataku dengan malu ” gak apa – apa kok Lis. Ow iya besok hari
ulang tahun aku, kalau bisa aku mau ngajak kamu pergi ke suatu tempat bisa ngak
? “ tanya kak Awan “ bisa kak aku bakal usahain buat pergi sama kakak besok.
Kita ketemu dimana kak ? terus jam berapa ? “ tanyaku “ kita ketemu ditempat
biasa jam 10 " jawab kak Awan “ ya udah kak kalau gitu aku pergi dulu. Ow
iya kakak aku lupa kakak mau aku kasih kado apa nanti kalau aku bisa penuhin
aku penuhin deh. “ tak jadi pergi “ aku bisa lihat kamu senyum terus dan gak
nagis kaya tadi sama kamu besok dateng aja udah jadi kado terindah kok buat aku
Lis “ jawab kak Awan sambil tersenyum “ ah kakak bisa aja ya udah sampai ketemu
besok kak “ beranjak pergi. Sampainya dirumah mama sudah menungguku dan seperti
wajah yang penasaran “ bagaimana tadi jalan – jalannya sama Arif menyenagkan “
tanya mama ku “ tidak sama sekali tidak dia sama saja kay dulu membosankan, ow
ia ma aku mau tanya tadi Arif bilang katanya dia mau dijodohkan sama aku apa
itu benar ? “ tanyaku dengan raut muka yang marah “ memangnya kenapa lagian
kamu udah kenal sama dia udah lama dan
kalian teman dari kecil jagi gak apa-apa kan kalau itu benar “ jawab mamaku
dengan santaynya “ maaa... tapi aku ngak suka sama dia aku Cuma mengangapnya
teman dan ngak lebih “ jawabku “ kenapa rasa cinta itu bisa tumbuh begitu saja
seiring berjalannya waktu, ow apa kamu suka sama anak penjual ikan itu ? “
katanya sambil melihatku “ ahh tau lah ma aku mau pergi aww.. “ sambil memegang
dada ku “ kamu kenapa apa dada mu sakit lagi ? kamu sih mama ajak periksa gak
mau “ sambil sengol “ ngak cuma sakit biasa kok ntar juga sembuh sendiri. Ow
iya ma aku besok ada kerja kelompok jadi pulangnya agak telat ngak apa – apa ya
“ jawabku sambil mencari alasan untuk jalan sama kak Awan “ baiklah hati – hati
“ jawab mama ku yang khawatir.
Keesokan
harinya aku berangkat kampus dengan
senang dan berharap pulang dengan cepat agar bertemu dengan kak Awan, ditengah
perjalanan ku kekampus aku dihampiri oleh mobil “ Lis ayo berangkat ke kampus bareng “ ajak Arif “ memangnya kampus ku
dengan mu sama “ jawab ku sambil sinis “ iya dong, kan aku pindah kekampus kamu jadi aku bisa ketemu kamu tiap hari tauk. “
jawabnya dengan wajah yang manja “ ngak aku mau jalan kaki aja “ dengan
berjalan meninggalkan mobil itu “ kalau kamu ngak mau aku bakal aduin ke mama
kamu kalau kamu ngak mau aku ajak jalan bareng “ ancamnya “ kamu ini nyebelin
ya dasar tukang ngadu “ dengan wajah cemberut “ udah ayo masuk ntar telat “
dengan wajah marah aku masuk kemobil. Setelah sampai dikampus aku langsung ke
kelas “ kamu kenapa Lis pagi – pagi kok udah cemberut gitu “ tanya teman ku
safa “ lagi kesel aja sama Arif saf masa tadi aku dianjem sama dia kalau aku
ngak mau ikut dengan dia aku akan diaduin sama mama aku. Siapa coba yang ngak
marah “ jawab ku “ emangnya dia udah balik dari Singapur ? “ tanya lagi “ udah
malahan kamu tau apa yang membuat aku lebih kesal lagi, dia itu dijodohin tau
sama aku dan aku ngak tau semua itu. Gimana ngak ngeselin coba “ jawab ku
sambil menatapnya dengan raut wajah jengkel “ ngak apa dong Arif kan juga
ganteng kaya lagi, meski dia juga kurang sopan sih “ sambil memegang dagunya “
kamu aja sana yang dijodohin kalau aku sih udah punya orang yang aku sukai “
jawab ku sambil tersenyum “ siapa ? apa kak Awan yang kamu ceritain itu ? dia
kan lebih tua dari kamu kenapa kamu suka sama dia ? “ tanyanya “ iya dia itu
beda sama cowok yang lain dia itu ngak malu ngakui orang tuanya meski orang
tuanya itu orang sederhana, dan dia juga bisa bikin aku seneng waktu aku lagi
sedih dia juga tanggung jawab kayaknya buktinya dia berani datang kerumah aku
dan ngomong sama mama meski ngak dibolehin sih “ jawabku dengan melihat semua
kebaikannya “ ya ya aku tau kalau kamu sayang sama kak Awan kelihatan kok dari
mata kamu “ sambil menatap mataku “ apaan sih aw... “ sambil memegang dada
“kamu kenapa Lis apa dada kamu sakit lagi kenapa sih kamu jadi sering begitu “
sambil memegangku “ ngak apa – apa kok saf “ dengan menepuk bahunya. Tak lama
kemudian guru datang, setelah menunggu beberapa lama akhirnya bel pulang
berbunyi. Aku langsung pergi agar tidak bertemu Arif dan bergegas ke toko untuk
membeli kado buat kak Awan, setelah aku mendapatkannya aku langsung pergi ke
tempat biasa kita bertemu. Tak lama kemudian kak Awan sampai dan mengajak aku
pergi ketempat yang diinginkan, setelah sampai aku sangat terkejut karena tempatnya
sangat indah “ wahh..... kak indah banget tempatnya aku ngak pernah lihat
tempat yang seperti ini “ kataku sambil kagum dengan tempatnya “ iya baguskan
kamu itu wanita pertama yang aku ajak kesini dulu kalau aku lagi sedih atau
suntuk aku pergi kesini dan aku merasa lega melihat tempat ini disini sejuk dan
kita bisa melihat pemandangan desa kita degan jelas lagian tak banyak juga yang
tau tempat ini “ jawab kak Awan “ owww gitu kak kenapa ngak ngajak temen kakak
yang lain buat ngerayakin ultah kakak bareng “ tanyaku “ ngak Lis karena aku
mau berdua sama kamu dan ada yang mau aku omongin ke kamu “ menatap ku “ apa
kak ? “ aku membalikkan badan dan menatapnya, kak awan membungkuk dibawahku “
aku mau ngomong kalau aku mau jadiin kamu pacar aku gimana apa kamu mau Lis “
menatap penuh harapan.” Jujura kak aku juga ngak bisa bohongin perasaan ku
kalau aku itu seneng dekat dengan kakak dan merasa nyaman. Jadi aku mau kak
jadi pacar kakak “ dengan tersenyum malu “ bener Lis. Ow iya aku punya sesuatu
buat kamu “ mengambil sesuatu dari dalam saku “ wahh... kak bagus banget kalung
liontinya aku suka banget “ sambil kagum “ aku kasih liontin ini biar kamu bisa
inget terus sama aku liontin itu juga bisa dibuka dan diberi foto “
memasangkannya ke leher ku “ aku juga punya sesuatu buat kak “ mengambil dari
dalam tas “ kamu kok repot – repot kasih aku kado sih, apa ini ? “ membukanya “
jam tangan “ sambil memegang jam itu “ iya kak aku kasih jam itu juga ada
alasanya kok “ memandang kak Awan sambil senyum “ apa Lis ? “ kakak tau ngak
kalau jam itu detiknya sama seperti denyut nadi aku kasih jam itu biar kak Awan
tau kalau setiap denyut nadi kak Awan itu bisa ingat sama aku, aku mau kak awan
itu inget terus sama aku “ kataku “ makasih
Lis kamu udah buat aku bahagia “ sambil memeluk aku “ sama – sama kak aku juga
mau ngucapin makasih buat kak Awan “ tiba – tiba dada ku sakit dan mataku
menjadi gelap dan aku sudah tak sadar “ Lis kamu kenapa Lisa bangun Lis “ kak
Awan begitu panik dan membawaku kerumah sakit. Kak Awan langsung menelfon mama
dan mama datang “ Lisa kenapa, kenpa lisa bisa kaya gini kamu apain dia “ tanya
mama ku dengan marah “ saya juga ngak tau tan tiba – tiba Lisa pingsan “
jawabnya dengan panik, dokter pun datang “ ibuk orang tua dari pasien “ tanya
dokter “ betul dok saya mamanya ” dengam menunjuk diri sendiri “ mari ikut saya
“ berjalan keruangan dokter “ apa ibu tidak tau kalau anak ibu kena kelainan
jantung “ tanya dokter “ tidak dok anak saya dari kecil baik – baik saja kok
bisa terkena kelainan jantung, dia sehat – sehat saja memang dia sering
sesekali sakit di bagian dadanya tapi saya kira itu sakit biasa yang akan
sembuh denagn sendiri “ jawab mama ku “ mungkin ini bisa dikarenakan faktor
keturunan bu “ menjelaskan “ lalu bagaimana dok biar anak saya sembuh ? “ mama
bertambah panik “ anak ibu harus menjalani cangkok jantung “ saran dokter.
Tanpa mama sadari Kak awan menguping pembicaraan dengan dokter, kak Awan
melihat ku di kamar yang terbaring belum sadarkan diri. Dan mama ku melihat kak
Awan mama langsung memegangnya dan berkata “ pergi kamu dari sini kamu pembawa
sial buat anak ku dulu anak ku sebelum mengenal kamu tidak sepeti ini sekarang
dia jadi sekarat gara – gara kamu pergi “ usir mama ku sambil menangis “ tan
tolong ijinkan saya tetap disini menemani Lisa “ jawab kak Awan sambil memohon
“ tidak nanti anak ku tambah sakit cepat pergi, satpam tolong usir dia “ mama
ku memangil satpam dan satpam menggusirnya “ disaat perjalanan pulang kak Awan
memikirkan ku dan tidak fokus menyetir akhirnya brakk motor kak Awan tabrakkan
dengan truk dang kak Awan dibawa kerumah sakit dan keritis.
Keesokan
harinya mama mendapat berita dari dokter kalau ada yang ingin mencangkokkan
jantungnya untuk ku, begitu senangnya mama mendengar berita itu mama lalu
bertanya siapa yang mencangkokkan jantunya untuk ku dokter pun tidak menjawab.
Dan tidak ingin membuang waktu karena keadaan ku yang keritis dokter langsung
membawaku ke ruang operasi untuk melakukan operasi cangkok jantung. Beberapa
hari kemudian aku sadar dan begitu senangnya mama ku melihat aku bisa sadar
kembali “ Lisa bagaimana apa ada yang sakit ? “ tanya mama ku dan mama langsung
memanggil suster unutuk memeriksa aku “ tolong jangan terlalu banyak berbicara
dengan pasien karena pasien baru saja melakukan operasi besar “ kata suster “
baik sus “ jawab mama ku. Setelah beberapa minggu aku bertanya pada mama ku “
ma apa kak Awan pernah menengok aku saat sakit ? pasti kak Awan khawatir ya ma
sama aku. Mama ngak marahin kak Awan kan karena menemui aku ? “ tanyaku, tapi
entah mengapa mama malah menjatuhkan air mata dan tetap diam “ mama kenapa
nagis mama kecewa sama aku karena aku ngak bisa ngejauhin kak Awan dan
mencintai Arif ? “ tanyaku lagi “ Lisa kamu jangan shok ya kalau mama kasih tau
kamu juga harus tenang “ jawab mama ku “ memangnya kenapa aku harus shok ma,
ada apa jawab yang jelas dong ma “ tanyaku sambil penasara “ Awan itu sudah
meninggal nak “ jawab mama ku “ ngak mama bohongkan mama ngomong gitu Cuma buat
alasan biar aku ngak ketemu lagi sama kak Awan kan, orang kak awan baru nembak
aku kok waktu aku sebelum sakit ini jadi ngak mungkin kaka Awan ninggalin aku “
jawab ku sambil tak percaya “ Lisa lihat dan baca ini kamu bakalan tau semua “
mama menyodorkan sebuah surat ke aku “ Hai Lisa sayang, aku tebak kamu pasti
kali ini lagi nagis iya kan aku kan udah bilang sama kamu kamu itu kalau nagis
jelek tau kamu tau ngak sekarang aku dimana aku udah ditempat yang indah jadi
kamu jangan khawatir. Maaf ya Lis sekarang aku ngak bisa jaga kamu lagi ngak
bisa ngusap air mata kamu kalau kamu lagi nagis dan ngak bisa hibur kamu dan
makasih buat kenagan indah yang udah kamu kasih ke aku, kamu tau ngak aku baru
ini loh jatuh cinta. kamu itu bisa aku sebut cinta pertama aku kamu udah bikin
hidup aku berwarna dan banyak sekali rasa bahagia yang aku dapat saat bersama
kamu. Lisa kamu pernah ngasih aku jam tangan kan kamu bilang kamu kasih jam
tangan itu biar aku ingat kalau kamu itu slalu dekat sama aku dan aku sekarang
kasih kamu jantung aku biar kamu tau kalau detak jantung ku seiringan dengan
hembusan nafasmu memang aku tidak bisa menjagamu dengan nampak tapi yakin lah
kalau aku slalu ada di dekatmu dan akan terus bersama mu. Sudah jangan menagis
sayang kan aku bilang aku mau melihat kamu tersenyum dan kamu taukan kalau aku
slalu bahagia melihat kamu senyum karena senyum kamu itu manis sampai semut pun
suka sama senyuman mu. Lisa sekali lagi makasih buat kenangan ini meski tak
lama dan maafkan aku karena tak biasa berada disamping mu tapi berjanjilah
unutuk slalu tersenyum sayang, aku sayang kamu Lisa “ itu adalah surat dari kak
Awan dan betapa histerisnya aku dan aku berlari dan menuju kemakam kak Awan aku
masih tak percaya kalau kak Awan itu sudah tak ada “ kak Awan kenapa ninggalin aku
apa kakak ngak mau nemenin aku lagi apa kakak udah ngak mau jalan berdua lagi
nanti siapa kak yang menghapus air mataku saat aku sedih dan yang peluk aku dah
hibur aku kak Awan “ kataku sambil menangis. “ sudah sayang jangan begini Awan
sudah bahagia disana jangan membuatnya menangis karena melihat mu seperti ini,
bukankah dia menyuruh mu untuk tetap tersenyum karena kalau kamu menangis dia
akan menagis. Kalau kamu kangen dia kamu tinggal pegang dada kamu dan rasakan
detak jantung mu karena detak jantung mu adalah detak jantungnya “ kata mama
ku. “ iya ma, mulai sekarang aku akan terus tersenyum “ jawab ku dengan
menghapus air mataku. Setelah itu aku selalu tersenyum dan tak pernah menagis
karena aku tau kak Awan tidak pernah jauh dari aku dia disini di samping ku,
terima kasih kak Awan.
Komentar
Posting Komentar