CINTA DIBANGKU SMA
CINTA DIBANGKU SMA
Aku masih berada dibangku SMA, masa
SMA adalah masa yang paling indah buatku. Apapun yang menjadi keputusanku saat
ini akan mengubah hidupku dimasa yang akan datang. Hari ini adalah hari yang
cerah dan dingin dibulan januari. Jarum jam menunjuk angka lima.
“tiara, ayo bangun sudah jam 5”
suara ibu ketika membangunkanku. Aku pun segera bangun dan merapikan tempat
tidurku. Setelah itu aku mandi dan siap – siap untuk berangkat sekolah.
Sesampainnya disekolah aku disambut oleh senyuman sahabat – sahabat ku. Mereka
adalah Rista,Ika, Dan Aisyah. Tapi yang paling membuatku bahagia adalah saat
aku mendapat senyuman dari Rehan.
Rehan adalah salah satu cowok yang
dikagumi oleh seluruh cewek yang ada
disekolahku. Maklumlah karena Rehan itu cowok yang tampan, manis, pemain volly
lagi. Cewek mana yang tidak naksir coba.
Aku mengenal Rehan karena kelasku dan kelasnya bersebelahan. Aku dan Rehan
saling mengejek satu sama lain. Aku selalu bicara dengan nya kalau dia dicari
Via mantan pacarnya dulu. Rehan pun selalu mengejekku dengan sebutan Si mata
sipit.
KRINGGGG......, bel masuk berbunyi
aku dan teman – temanku segera masuk kelas untuk mengikuti pelajaran. Aku
menyiapakan buku dan alat tulis di atas meja lalu membaca materi yang akan
diberikan hari ini. Namun sudah 25 menit lebih bu Ana belum datang aku pun
mencarinya di ruang guru. Ternyata bu Ana tidak bisa ngajar hari ini karena
anaknnya sakit. Aku segera kembali ke kelas dan memberitahu teman – teman bahwa
bu Ana tidak bisa datang.
Setelah mendengar semua itu teman –
temanku sangat senang. Maklum lah anak zaman sekarang yang disukai itu saat JK alias jam kosong. Saat kosong jam
kosong teman – teman biasanya ada yang nonton film, selfi- selfi, bercanda,
gadung, sampai – sampai membuat guru kelas lain marah – marah dikelas kami. Karena
bosan dikelas aku pun pergi ke perpustakaan untuk membaca buku. Sesampainnya
disana aku melihat Rehan dan teman – temannnya.
“Hay, Tiara ?” sapa Rehan
“ Hay, juga Rey.” Balasku
“Emannya jam kosong ? kok ke
perpustakaan.”
“iya Rey, bu Ana tidak datang karena
anaknya sakit.”
“ooohh.... boleh aku minta Pin mu?”
kata Rehan sambil tersenyum kepada.
“hmm.. besok ya Rey.”
“baiklah, besok aku tunggu ya
Pinnya. “
“oke Rey” jawabku
Kemudian Rehan dan teman – temannya
kembali ke kelas. Tinggal aku dan Rista saja yang ada di Perpustakaan. Aku
mencari buku untuk ku baca. tetapi fikiranku masih terfokus pada perkataan
Rehan. Apakah aku harus Pin BB ku atau tidak, aku sangat bingung. Soalnya saat
ini Hp ku disita oleh ibu ku. Karena aku jarang belajar,malah asyik main Hp
sampai larut malam. Sangking asyiknya main Hp sampai – sampai aku lupa untuk
mengerjakan PR.
Keesokan harinya aku bertemu dengan
Rehan. Rehan menagih janjiku dimana aku akan memberikan Pin BB ku hari ini. Aku
hanya menjawab besok dan ketika Rehan menannyakan Pin ku lagi aku menjanjikan
besok, besok ,terus sampai – sampai Rehan kecewa padaku dan menyebutku sebagai
Penipu. Dia tak lagi menyapaku dengan sebutan Si mata sipit. Aku merasa sedih
karena sikap Rehan yang berubah kepadaku.
Setelah pulang sekolah aku
menceritakan kejadian tadi kepada Rista. Rista menyaranku agar aku memberi Pin
BB ku kepada Rehan. Hari demi hari telah ku lewati dengan rasa menyesal. Mood
ku hilang seketika saat aku berpapasan dengan Rehan, tetapi Rehan tidak
menyapaku. Aku pun merasa sedih dan
ingin menangis. padahal hari ini aku ingin memberi pin bbm ku pada rehan tapi
kenapa melihat raut wajah Rehan yang kecewa aku menjadi patah semangat.
Aku duduk melamun di sudut kelas,
tiba – tiba Rehan menghampiriku dan kembali menanyakan Pin ku kembali.
“hai Tiara, kenapa kamu melamun
disini?” tanya Rehan
“ aku sedang memikirkanmu Rey,kenapa
sikapmu berubah kepadaku. Apa karena masalah Pin itu lagi “ jawabku dengan nada
sedih
“hemmm... iya sih aku sedikit kesal
dengan kamu.karena kamu Cuma janji mulu’ dan tidak pernah memberikan Pin mu
kepadaku.
`”sebenarnya aku ingin Pin Bbku
kemarin, tetapi melihat sikap mu kemarin yang tidak menyapaku, membuatku sedih.
Ini Pin ku, jangan marah lagi ya.”
“ iya makasih yaa “jawab Rehan
Hari demi hari telah berlalu ,kini
tak ada lagi rasa canggung diantara kami. Bermula dari pertemuan – pertemuan di
sekolah, kebiasaan – kebiasaan saling mengejek, salin bertatap wajah , bercanda
gurau, suka gembira, hingga tercipta rasa yang dinamakan Cinta. Aku dan Rehan pun berpacaran. Kita berani
mengungkapkan status kita didepan teman -
teman rasa malu. Dan kini hari – hariku menjadi lebih indah setelah
kehadiran Rehan dihatiku.
Komentar
Posting Komentar