CINTA DALAM DOA
CINTA DALAM DOA
KARYA : NI’MATUZ ZAHRO’
Allahu akbar... Allahhu akbar.... panggilan
sang ilahi bergema di seluruh penjuru dunia, ini adalah awal untuk mendekatkan
diri ke sisi Yang Maha Kuasa, Aku membuka mata dan tak lupa pula mengucapkan
syukur kepada-Nya, aku menikmati setiap alunan adzan yang menggema dan
menentramkan hati, setelah kesadaran ku pulih sesegera mungkin menuju kamar
mandi untuk mengambil air wudhu. Allahu Akbar, aku mengangkat tangan dan segera
bersimpuh di hadapanNya, setelah berdoa dan berdzikir meminta ampunan aku
melepas mukena dan segera mandi untuk mempersiapkan sekolah.
Hah.... Hari yang menyebal kan guamamku dalam hati, aku berangkat dengan wajah yang sangat tak sedap untuk
di pandang, aku terus mengeluh dan terus menerus mengeluh dan pada akhirnya....
Brak...... aku menabrak seseorang lelaki
yang jalan di depan ku, hah...aku tercengang sebentar dan melihat kaki
sampai ujung rambut nya, haduh... siapa coba yang aku tabrak ini gumamku
dalam hati, aku merasa takut dan juga malu, akhirnya dengan berat hati dan
harus tebal muka aku memberanikan diri untuk minta maaf dengan nya,
“Maaf...” kataku lirih tanpa menatap orang
yang ada di depan ku ini, tapi ternyata tak seperti aku duga, dia mengabaikan
dan langsung pergi meninggal kan ku begitu saja. Aku tecengang dan merasa
sangat saaaangat marah padanya. Aku mencoba untuk meredamkan amarah ku, kenapa
ada orang seperti dia yang masih hidup coba?untung untung aku ngak punya temen
sekolahan yang seperti dia, untung banget dia ngak satu sekolahan dengan ku
sehingga aku ngak perlu lagi ketemu dia... amit amit deh amit amit pokok nya sambil
berjalan untuk berangkat sekolah aku terus bergumam dan terus mencaci makinya,
akhirnya aku sudah sampai di sekolah dan langsung menuju kekelas.
Kring..,, suara nyaring bel bernyi pertanda
pelajaran akan segera di mulai. Aku menyiapkan segala macam peralatan diatas
meja supaya nanti tidak terlalu terburu buru dan lebih siap lagi untuk menerima
pelajaran, aku agak bosan dengan materi materi ini tapi apalah daya aku yang
hanya bisa duduk diam dan selalu mendengar lalu mengenyam pelajaran yang
membosankan ini, dengan ikhlas dan sabar aku terus memperhatikn dan pada
akhirnya.........
Kring,...... bel pulang pun berbunyi, suara
teriak, suara kegembiraan dari teman teman dan juga yang pastinya aku yang
seperti keluar dari penjara dan bisa menghirup udara segar lagi,
“ping” suara hp ku yang sedang bergetar, aku
segera membuka ponsel yang kutaruh didalam tas, aku membaca pesan singkat dari
kakak sepupuku
Dek nanti kalo pulang mampir ke toko mbak ya? Isi pesan singkat dari kakak sepupuku itu, aku membalasnya dengan stiker
jempol dan langsung aku kirimkan ke dia.
***
“Assalamualaikum...”aku mengucapkan salam dari
bibir pintu toko
“waaliakumsalam... ayo dek ikut mbak ketemu
seseorang ya?” pinta mbak Dira, kakak sepupuku
“oke oke mbak, mau kemana sih kok kayaknya
penting banget?”
“nanti juga tau sendiri” jawab mbak Dira
sambil menarik tanganku untuk segera berangkat.
Ternyata Mbak Dila mengajak aku untuk menemui
teman laki laki nya, tapi sih itu kata Mbak Dila menurutku sih lain, dia adalah
pacarnya mbak Dila. Setelah aku dan Mbak dila duduk di lantai warung tempat
kami mengobrol, yang menurutku pacarnya Mbak Dila itu mengulurkan tangannya
untuk bersalaman dan berkenalan dengan ku, aku menyalami tangan kakak itu, dan
dia mulai memperkenalkan diri
“kenalin aku Alvin temen kuliahnya Dila”
“oh iya, salam kenal kak aku Najma Az Zahra
biasa di panggil najma, sepupunya Mbak Dila” sambungku dengan ramah, tapi
sebenarnya ada perasaan yang mengganjal, akhirnya dengan mental yang kuat aku
tanya kepada kak Alvin
“kak.. kakak pacarnya Mbak Dila kan?”
“ hem... anak kecil.... ini temen kuliah Mbak,
Pacaran aja yang kamu pikirkan nih....” Mabk Dila mengoyakkan jilbabku yang
dulunya rapi sekarang jadi amburadul karena ulah mbak Dila, aku malah lebih
malu lagi karena kak Alvin hanya melihatku dengan senyum tipis saja, haduh....
muka ku mau aku taruh dimana???wajah ku sekarang seperti kepiting rebus....
merah banget.....Akhirnya obrolan mereka telah selesai dan kita pulang ke rumah
masing masing, Mbak Dila mengajak aku untuk tidur di rumah nya karena orang tua
Mbak Dila lagi berkunjung ke rumah temen ibunya Mbak Dila.
“dek, tidur sini aja lo, temenin Mbak,”
“aku izin ibu dulu Mbak ya”
“oke oke.. nanti kalo diizinin langsung ke
sini ya?”
“siap Mbak...”
Setelah aku sampai di rumah aku langsung izin
kepada ibu dan sama ibu di perbolehkan, kan ibu ngak akan khawatir karena
memang kita saudara dekeeet banget malah kaya lem dan kertas, kemanapun selalu
nempel satu sama lain.
“Najma.... tapi jangan lupa ya walau pun di
rumah Mbak Dila juga harus belajar loh ya?” pesan ibu kepadaku
“iya ibu....”aku mencium tangan dan mencium
pipi ibu, Mbak Dila telah menunggu aku aku langsung menghampiri Mbak Dila dan
segera melaju ke rumah Mbak Dila.
***DI RUMAH MBAK DILA
Kami sedang berada di kamar, aku belajar
sebentar setelah itu aku merebahkan badan ku ke samping badan Mbak Dila, hem...
aku merasa di cueken oleh kelakun Mbak dila, masak dia fokus dengan hp nya dan
ngak merhatiin aku sama sekali, karena kayaknya dia lagi asyik mainin hp bikin
aku nmbah kepo, akhirnya bakat usilku aku keluarkan,aku meminta paksa hp nya,
ternyata dan ternyata...... dia chatingan sama kak Alvi...
“hem... nih cerita nya aku tadi di bohongin
nih?????????”
“ngak kok dek... bener Alvin itu Cuma temen
kuliah aku”
“aku ngak percaya, masa temen chatingan nya
romantis seperti ini?”
“gini nih aku ceritain deh ke adek ku yang
paling bawel ini”
Aku menyimak kata demi kata yang disampaikan
oleh Mbak Dila dan ternyata.... ceritanya romantis banget bro... dan aku bisa
mengambil kesimpulan bahwa ketika kita mencintai seseorang kita tidak perlu
mengungkapkannya dengan berpacaran cukup berdoa dan memberikan suport lebih
sehingga dia bisa merah cita cita dan impiannya, patut di contoh ini... dan
ketika setelah selesai bercerita Mbak Dila menatap ku dengan serius dan berkata
“jadi kamu bisa kan kalo seperti Mbak? Dan
yang perlu diingat lagi nih, ketika kamu melepaskan seseorang karena untuk
menuntut ilmu, jika dia kembali maka kamu akan sukses bersama, tapi ketika dia
tak kembali maka kamu akan menemukan seseorang yang lebih dari seseorang yang
dulu kau tinggal kan, jika jodoh maka ngak akan kemana kok dek” kata Mbak Dila
dengan panjang lebar.
“ayo kit tidur” kata Mbak Dila menyambungkan.
Ketika Mbak Dila sudah tidur aku masih
mengangan angan kata kata bijak yang baru saja aku dengarkan tadi, sudah lah
hari mulai larut aku menyegerakan pergi ke pulau kapuk.
***PAGI HARI
“Mbak Dil.. aku berangkat dulu ya”
Ketika di sekolah seperti biasa meja, kursi
yang penuh dengan siswa putih abu abu yang wajahnya ada yang seperti mandi di
air terjun dan ada juga yang lungse seperti baju belum di setrika, ini lah
dinamika dari masa putih abu abu, Kami pelajaran seperti biasa tapi di akhir
pelajaran ada pengumuman bagi pengurus Rohis nanti sepulang sekolah kempul di
Mushola. Ada apa ya? Kebetulan aku juga anggota rohis, oh ya untuk rohis
sendiri itu adalah kegiatan kerohanian siswa yang menangani tentang keagamaan
di dalam sekolah. Setelah pulang sekolah aku bergegas menuju ke mushola dan
.... deg.... bukan kah dia orang sombong itu kan? Kenapa ada sekolah lain
kesini? Ngapain coba? Ada dia lagi.... ih.... rasanya aku ingin makan
tembok deh sekarang.. ekspresi wajah ku berubah jadi merah padam ketika tahu
dia, acaranya pun di mulai
“jadi di sini kita mendapat kunjungan dari
SMAN 2 TUBAN, jadi mohon kerjasamanya untuk anggota rohis SMAN 1 TUBAN untuk
bisa bersilaturohim dengan SMA lain” akhir dari sambutan guru pembimbing, kami
disuruh untuk membentuk kelompok yang terdiri dari kedua sekolah tersebut.
Hari ini nasib ku lagi tak beruntung, kenapa
aku harus satu kelompok dengan orang sombong ini.... hah aku sekarang udah ngak
mood lagi. Ketika kita di suruh kenalan dengan satu kelompok kita saling
berjabat tangan kecuali sama dia.
“nama ku Najma Azzahra tapi bisa dipanggil
Najma” sapa ku kepada teman yang ada di sebelah cowok sialan itu, ketika aku
sudah kenal semua aku tinggal nanya satu orang itu saja dan dia pun juga sama,
kita sama ngak mau mengalah untuk
berkenalan dan pada akhirnya....
“hey... kalian kok ngak kenalan sih....”tegur
teman teman kami yang lain
Aku diam saja tak menanggapi ocehan temen
temen diapun juga demikian,
“emang ada apa sih ini???hey... fahri lo kn
ketua rohis masak lo ngak mau silaturohim sama sekolah lain sih... kalo kamu
ngak mau lagi oke deh aku laporin aja kamu ke pak Habibie.”kata Sandi, temen
yang ada di sampingnya Fahri.
“hah... diem lah San, oke aku mau kenalan, hey
nama kamu siapa?”
“eh, kamu itu sebenarnya mau minta perkenalan
atau ngrampok sih, biasa aja tau kalo ngomong”
“oke deh oke.... kenalin aku Fahri Hamdan bisa
di panggil Fahri”
“aku Najma Az zahra bisa di panggil Najma”
Setelah pengenalan dan meteri kita semua
disuruh untuk menulis nomor hp di papan tulis supaya ada komunikasi rohis antar
sekolah., ketika sudah selesai aku langsung bergegas pulang kerumah, ping...
ponsel ku tiba tiba bergetar dan aku segera membuka ponsel ku.
.
Siapa ini? Buang buang pulsa aja.kata ku dalam hati, tiba tiba hp ku bergetar kembali
Woy...
Siapa sih ni orang? Akhirnya aku membalas sms nya dengan satu kata saja
Siapa? Tiba tiba hp
ku bergetar kembali “aku Fahri” ha... aku terbelalak sebentar dan aku
membalasnya lagi dan pada akhirnya kita berteman baik
*** 2 BULAN KEMUDIAN
Aku berjanjian dengan dia untuk bertemu di
taman dekat sekolahanku dan pada akhirnya aku bertemu dengannya dan kita sudah
bercakap cakap dan sudah akrab dengannya, ketika kita sudah kehabisan bahan
pembicaraan kita berdua diam, dan... aku lihat raut wajahnya tampak serius, dia
memulai pembicaraan yang tampak bertema serius.
“Najma, kamu cinta kamu”
Deg... kenapa hati ku harus bergetar seperti
ini?? Aku bertanya tanya dalam hati tapi aku sekarang harus
memantapkan hatiku dan juga aku harus menepati janji ku dengan Mbak Dila,
dengan berat hati aku menolaknya dengan sopan
“jangan mikirin itu dulu, kita harus fokus
belajar dulu, jika kita jodoh Allah pasti akan menemukan kita lagi”
“iya, aku tahu, yang terpenting sekarang
adalah aku sudah meluapkan semua rasa yang aku miliki untuk mu, jadi kita hanya
bisa berdoa dan juga kita harus berusaha meraih cita cita kita dulu oke....”
dia tersenyum manis kepada ku dan aku juga membalas senyumannya, ketika mega
merah berada di ufuk kami saling berpisah dan aku hanya bisa melihat
punggungnya yang semakin jauh dan akhirnya tertelan oleh bumi.
*** 2 TAHUN KEMUDIAN
Kita telah di pisah kan oleh waktu dan juga
jarak, kita hanya bisa berdoa dan berserah diri kepada Sang Penyayang Seluruh
Alam....
Bersambung....
Komentar
Posting Komentar