BUAH MANIS KEBAIKAN
BUAH MANIS KEBAIKAN
Ditengah padatnya keramaian didalam pasar malam. Seorang pria
bertubuh kecil memunguti botol-botol bekas
minuman yang dibuang seenaknya saja oleh orang-orang yang tidak
bertanggung jawab. Ya memang benar pria itu adalah pak Amin. Pria setengah baya
yang hampir tidak mengeluh dengan hidupnya. Walaupun tinggal dirumah yang
sangat sederhana dengan ditemani 3 anaknya, istrinya telah meninggal 2 tahun
yang lalu karena sakit tumor dan minimnya pendapatan yang menjadi kendala tidak
bisa berobat . Pak Amin dibantu anak pertamanya Andi, dengan cara bekerja kuli
bangunan yang pendapatannya cukup untuk makan sehari-hari dan uang saku adik-
adiknya. Dina adalah anak keduanya yang mengalami lumpuh sejak kecil tapi
semangatnya yang besar untuk sekolah. Dina pasti mendapat juara entah 1 atau 2 sekarang dia duduk dibangku
kelas 5. Rio adalah anak terakhir pak
Amin yang masih berumur 3 tahun.
Dikompleks perumahan pak Amin memulung ditempat-tempat
sampah. Ketika sedang mencari botol-botol bekas pak Amin melihat sesuatu yang
dibungkus kresek. Dengan penasaran ia membuka bungkusan tersebut ternyata
didalam kresek isinya boneka besar yang bagus. Pak Amin berniat untuk
memberikan anaknya yang dirumah”sayang boneka sebagus ini dibuang oleh
pemiliknya” guman pak Amin. Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang menghampiri
pak Amin dan meneriakinya sebagai pencuri. Woyy pencuri!!! Ada pencuri disini!!
Teriak laki-laki itu. Tariza yang mendengar suara ribut rumahnya langsung lari
“ pak berhenti itu bukan pencuri!” Cetus perempuan itu.” Kalau bukan pencuri
apa namanya, seorang pemulung seperti dia bisa membawa boneka sebagus ini!!”
saut salah seorang warga. “begini pak itu boneka saya yang sengaja saya buang”.tegas Tariza. dengan muka malu para
warga pulang kerumahnya masing-masing. pak Amin pulang dengan wajah memar dan
berdarah. Sampai dirumah anak-anaknya
panik dan terkejut melihat keadaan bapaknya. “Bapak kenapa?” Tanya dina sambil
mengeluarkan air mata.”bapak tidak apa-apa Cuma kepleset saja nak”jawab pak Amin.
“ayo kerumah sakit pak, lukanya itu perlu diobati! Kata andi.” Ah tidak perlu
kerumah sakit bapak masih sehat kok, mungkin besok juga sembuh nanti belikan
obat saja diwarung”. Jawab pak Amin yang tidak mau merepotkan anaknya dan juga
pak Amin memikirkan biaya untuk pergi kerumah sakit, tentu tidak sedikit biaya
yang dikeluarkan. Air dan listriks aja 2 bulan belum bisa membayar ditambah dina belum membayar sekolahnya yang
sebentar lagi ulangan semester. Dengan kondisi pak Amin seperti ini Andi tidak
menizinkan pak Amin untuk memulung terlebih dahulu. Sudah tiga hari pak Amin
istirahat dirunnah, ia merasa kasihan
kepada Andi yang harus pergi pagi pulang
malam karena lembur tubuhnya yang kurus sekarang semakin terlihat. Pak
Amin dan 2 anaknya menunggu kedatangan Andi untuk makan malam dimeja makan
hanya terdapat singkong rebus. Sudah larut malam Andi belum juga datang.
Terdengar suara ketukan pintu, rio yang mendengar itu langsung meloncat dari
kursi untuk membuka pintu, Dan benar itu adalah kakaknya Andi dengan membawa
nasi bungkus. Keluarga kecil itu bahagia bisa makan bersama walaupun sederhana.
Keesokan harinya setelah membuat nasi goreng untuk
anak-anaknya sarapan Pak amin dengan luka yang masih menghiasi wajahnya
memaksakan diri untuk memulung dikomplek sebelah. Dengan memunguti botol-botol
bekas dipinggir jalan pak Amin melihat koper yang tidak berpemilik. Pak Amin
melihat itu seakan-akan trauma dengan kejadian kemarin. Dijalan yang sepi itu
pak Amin memberanikan diri untuk membuka koper itu dengan pelan-pelan, pak Amir
mengira itu adalah sebuah bom dan ketika dibuka isinya adalah surat surat
penting dan uang 500 juta pak Amin yang baru sekali ini melihat uang sebanyak
ini secara langsung tubuhnya gemetar dan berkeringat. Di dalam dokumen tersebut
tercantum nama Hendra setiawan beserta alamatnya. Pak Amin langsung menuju alamat tersebut.
Terdapat sebuah rumah megah seperti istana disitu terdapat orang yang berdiri
mondar mandir kebingungan. Setelah mellihat kembali alamatnya adalah benar itu
adalah rumah pak Hendra. “assalamu’alaikum” ucap pak Amin. Mendengar suara itu
pak Hendra langsung menoleh. “wa’alaikumsalam” dengan tidak disangka laki-laki
itu adalah seseorang yang telah meneriakinya sebagai maling, Wajah pak Amin
ketakutan. “ada perlu apa ? Saut pak
Hendra judes. “ ini tadi saya menemukan koper dan didalamnya ada sejumlah uang
dan dokumen-dokumen penting dan terdapat alamat ini” jawab pak Amin. Dengan
perasaan senang dan gembira pak Hendra langsung memeluk pak Amin. Koper yang
sempat hilang dicuri orang kini telah ditemukan kembali. Pak Hendra lansung membuka kopernya dan
barang-barang yang ada didalamnya itu masih utuh. Pak Hendra tersipu malu
dengan kebaikan pak Amin yang pernah ia teriaki maling itu.” Pak terima kasih
ya dan dokumen-dokumen penting saya bisa kembali lagi ketangan saya tanpa ada
yang hilang sepeser pun, dan saya juga minta maaf atas perlakuan saya ke bapak
kemarin itu” kata pak hendra dengan perasaan terharu. “ iya pak dan soal yang
kemarin sudah saya maafkan “ kata pak Amin. “ “untung saja koper ini ditemukan
oleh orang yang jujur dan baik seperti bapak ini, kalau tidak saya akan
dipenjara. sebagai rasa terima kasih dan perkataan maaf saya ini saya kasih
uang (sambil mengulurkan ke pak amin) tolong diterima dan juga untuk berobat
bapak untuk kejadian yang kemarin” ujar pak hendra. “ saya melakukan ini ikhlas
pak dan simpan saja uangnya untuk keperluan yang lain” jawab pak amin dengan
lembut. “Kalau begitu mulai besok bapak
bisa bekerja di rumah saya itu pun kalau bapak mau kalau soal gaji jangan
khawatir pak”kata pak Hendra. “ iya pak saya mau dan terima kasih atas kebaikkannya”. mulai itulah
keluarga pak Amin hidup bahagia dan
diperbolehkan untuk tinggal dirumah pak hendra. Tidak hanya itu saja Andi
sekarang bisa kuliah dengan dibiayai pak Hendra.
Nama : Devi Lilis Yeni Purwanti
Kelas : XI-Akuntansi 1
No. absen : 20
Komentar
Posting Komentar