Tanggal Satu
Tanggal Satu
(karya
: Pitaloka Villa Islamiyah)
Gedung
ilmu itu telah di depan mata. Pita menyuruh motor bebek kesayangannya
beristirahat di parkiran sekolah. Ya, namanya Pita. Nama yang aneh bukan? “nama
kok Pita, kaya yang di rambut aja, hehehe”. Dia pun selalu memikirkan hal itu.
Eit, nama panjangnya adalah Pitaloka Cantiqa Februari. Aahh, tapi lupakanlah. Hari
ini ia sangat bersemangat sekali. Dan memikirkan hari besok. Ada apa dengan
besok? Ya, sebagian besar pasti akan bertanya akan hal itu. Besok adalah
tanggal satu. Yaitu tanggal dan bulan tepat ia keluar dari perut ibuya. Ia
selalu berdoa semoga orang special dan teman-temannya akan ingat hal itu.
“Pita”
terdengar jelas suara seseorang memanggil namanya, memberhentikan langkahnya
menuju kekelas. Pita menoleh, dan ternyata Sinta. Orang yang terkenal ingin
merusak hubungannya dengan Andre.
“ Ahh, pasti ingin membut hatiku panas lagi” ucap
Pita dalam hati. “ ada apa Sinta? Kok lari-larian gitu?” Tanya Pita ramah.
Sinta mulai menjelaskan “ jadi gini, tadi pas gue ke kantin mau sarapan gue
liat pacar lu berduaan sama Vika temen akrab lu.” Pita kaget, matanya terbelak, “ oh, ya?” respon Pita.”
Aduh Pita masak gue boong sich, noh fotonya.” Sinta menunujukan gambar di
handphonenya, dan ternyata benar, terlihat Andre dan Vika duduk bertatapan muka
dengan wajah yang serius dan seolah-olah tidak ingin ada yang tau. Apakah
mereka berselingkuh? Pikir Pita.
Pita
langsung pergi dari hadapan Sinta ,berlari menuju kamar mandi. Tak terasa buah matanya pun jatuh membasahi pipi
mulusnya itu. Hatinya terbakar, pikiranya terbang kemana-kemana. Sedangkan
Sinta tersenyum puas melihat Pita seperti itu dan berdoa semoga cepat putus.
Rasanya Pita ingin segera pulang ke rumah dan menceritakan ini semua ke boneka
kesayanganya. Setega itukah sahabatnya? Tapi haruskah ia percaya dengan Sinta?
“ Sinta kan emang dari dulu ingin merusak
hubunganku tapi dia kan bisa ngebuktiin kalau mereka benar-benar berduaan. Ya
Allah tunjukkan jalan keluar dan kenyataan yang sebenarnya” Pita meratapi ini
semua.
Tetapi memang benar, Sinta adalah orang yang ingin
merusak hubungannya Pita dan Andre sejak dulu. Apakah ini sebagian dari
dramanya? Tetapi jika ini drama, kenapa yang difoto memang benar-benar Vika dan
Andre? Memang bukan masalah yang mudah untuk memecahkannya. Lebih sulit
daripada sebuah permainan teka-teki.
Jam
tangannya menunujukan pukul 13:10 WIB, dan Pita masih di sekolah. Ia
benar-benar ingin segera pulang. Sedangkan Vika teman sebangku sekaligus
sahabatnya itu diam di tempat. Begitupun dengan Pita. Mereka diam seribu
bahasa.” Tidak seperti biasanya, Vika diam saja dan tidak mengajukan bicara
satu katapun. Apa ini ada hubunganya dengan Andre? Apa Vika benar-benar
menikungku? Andre pun tak menghampiriku di kelas hari ini, mungkin takut
ketahuan, kan ada Vika? Aku semakin bingung dan tak tahu apa yang akan aku
lakukan? Hatiku begitu sakit. Aku sangat mencintai Andre” ucap Pita dalam hati.
Tak terasa air matanya pun menetes. Vika tahu akan hal itu dan ia
bertanya,”Pita? Ka-kamu kenapa kok nangis?” nada Vika tampak khawatir. Tapi
tiba-tiba bel pulang berbunyi” kriiingg” semua bergegas keluar kelas. Belum
sempat Pita menjawab pertanyaan Vika.
Dia
mengambil tas ranselnya dan cepat-cepat pergi dari kursi panasnya sambil
berkata kepada Vika “ tega kamu”. Vika bingung, “kenapa sih?”.
Sabtu malam, tangisan Pita dan suara jangkrik
menghiasi kamar Pita. Besok tanggal 1, dan ini hadiahnya?” gumam Pita.
Tiba-tiba telepon genggamnya berbunyi, ternyata Andre menelponya. Pita tidak
berniat untuk mengangkatnya “pasti mau minta maaf, pasti dia sadar. Ah,
lupakan. Cowok emang gitu, nggak ngerti perasaan si cewek” pikirnya. Andre
menelpon sampai 13X. dan sekarang Vika.” Habis Andre kok Vika? Kok bisa? Lagi
berduaan mungin, kan sekarang malam minggu, Heeem “ ucap Pita sendirian dan
tangisannya semakin menjadi-jadi. Vika menelpon 3 X karena risih, Pita pun
mengangkatnya “ ada apa Vik?” Tanya Pita. “ Andre kecelakaan” jawab Vika samba
menangis. Pita kaget, spontan ia menanyakan pertanyaan-pertanyaan panik. Disinilah
terbukti bahwa Pita masih sangat menyayanginya. Setelah Vika memberitahu dimana
keberadaannya sekarang Pita langsung meluncur di tempat kejadian. Dengan menungging motor bebeknya Pita dalam
perjalanan selalu berfikiran “ pasti mereka sedang bermalam minggu dan akhirnya
Andre sampai kecelakaan. Ah, yang penting sekarang bukan itu Ya ALLAH
lindungilah Andre.” Ucap Pita dalam hati. Sesampainya di tempat itu, suasana
sepi dan gelap sekali. Tempatnya dijalanan, Pita takut jika ada preman yang
mengganggunya. “ iiihhh.. dimana sih mereka, ditelpon nggak aktif, sepi gini
merinding gue. Awas yaa ini pasti penipuan lagi.” Ucap Pita pelan sambil
mondar-mandir kebingungan. Tiba-tiba……….
“DORRR” suara balon meletus.
“Happy birthday sayang, Happy birthday Cinta,
Happy birthday, Happy birthday, Happy birthday princess.” Andre menyanyikan
lagu itu sambil membawa bunga ditangan yang di sembunyikan di belakangnya.
Terlihat jelas ada Vika disana beserta teman-teman yang lain. Vika tampak
mengambil video sejak tadi. Tapi tak ada Sinta di sana. Dan terbukti Sinta salah
paham. “ Vika dan Andre mungkin merencanakan hal ini”. Pita menyimpulkan. Pita
terharu akan hal ini.
Andre mengambil posisi setengah duduk dibawah
sambil menyodorkan bunga mawarnya sambil berkata “ selamat ulang tahun sayangku
tetaplah jadi bungaku, dan selalu damping aku apapun keadaanku. Aku
mencintaimu.”
Pita
menangis terharu dan menerima bunga itu lalu memeluk Andre. Sontak semua berteriak
“ cieee…” Vika tak lupa mengabadikan momen itu. Pita melepaskan pelukannya dan
menjawab. “ terima kasih cintaku, semoga cintamu seindah suasana malam ini. Dan
tak perlu kau Tanya bagaimana perasaan cintaku ke kamu. Percaya dan jaga
perasaanku.
“ciiiee..”
lagi-lagi Vika dkk bersorak gembira. “apasih kalian” Pita tersipu malu.
Sedangkan Andre terus memandang wajah Pita dengan wajah senang karena bangga
memiliki perempuan yang baik nan cantik parasnya. “ihhh, apasih kamu ngeliatin
aku terus. Aku jelek ya? Ih, mana-mana yang jelek” Pita resah sambil
mengusap-usap wajahnya. Lalu Andre mengambil tindakan memegang wajahnya sambil
mencubit pipinya si Pita.
“heh, cewek udik, jelek, kecil, cerewet, manja,
cengeng, egois, bawel, nakal, kampungan, tengil, maunya menang sendiri, suara
jelek” ucap Andre sambil menatap wajah Pita. Sedangkan Pita memalingkan wajah
sambil cemberut. Andre melanjutkan ucapannya, “aku sayang kamu. Jangan pernah
berfikir untuk meninggalkan ku. Karena sejak adanya kamu hati ini menutup
dengan sendirinya untuk siapapun. You’re my Princess, Pitalokaaaaa” Pita
tersenyum malu dan menangis terharu ,”ih, suka ya bikin orang nangis” . “nangis
sedih apa terharu?” Tanya Andre menggoda Pita. “terharu lah” jawab Pita tersipu
malu.
Mereka
lalu sama-sama tersenyum dan Andre mengusap air matanya. Mereka kembali
berpelukan.
SELESAI
Nama : PITALOKA VILLA I.
Kelas : XI-Akuntansi 3
Absen : 04
Komentar
Posting Komentar