SEPERTI BUKAN DIRIMU
SEPERTI BUKAN
DIRIMU
Matahari mulai menampakkan sinarnya dan
seperti biasa seri selalu berkicau untuk membangunkan ku. Kubuka jendela
kamarku dan melihat suasana pagi hari diluar sana dan menyapa seri yang
tergantung tepat di depan jendela kamarku.
" Selamat
pagi seri....... " sapaku pada burung kecil ku
Sekejap
senyum ini mulai hilang dan akupun terdiam. Aku ingat bahwa hari ini jaya akan
berangkat keJakarta untuk melanjutkan kuliahnya, aku takut tidak bisa bertemu
dengannya lagi.
" Oh tidak.......sudah pukul 07.00 WITA,
aku sudah berjanji untuk bertemu dibandara" akupun segera mandi dan bersiap-siap.
"
ibu aku berangkat dulu ya....aku akan kebandara, Assalamu'alaikum "
Akupun
segera berpamitan dengan ibu
"
iya WA'alaikumsalam, hati - hati Vira......! "
Kami janjian untuk bertemu dibandara Ngurahrai
saja, agar tidak saling menunggu. Ketika didalam taksi kulihat jam tangan ku
sudah pukul 08.15 WITA, padajal aku harus sampai dibandara sebelum pukul 09.00
WITA.
"
Maaf Bli apa bisa lebih cepat...." tanyaku pada supit taksi
" Bailah
adi.... "
Secepat mungkin
aku keluar dari taksi dan lari masuk bandara untuk menemui Jaya, untunglah dia
belum naik pesawat.
"
Jay....maaf ya aku sedikit terlambat " sambil menghela nafas
" Iya
tidak apa - apa "
Senyum itu
selalu tampak manis wajahnya, bahkan sidalam matanya selalu tampak begitu
banyak kasih sayang dan kelembutan.
"
Selalu jaga kesehatan ya, jangan lupa ibadahnya........satu lagi aku disini
akan slalu menanti kedatanganmu di pulau ini, mengerti....! " aku
tersenyum dengan mata yang berbinar.
"
Iya.....aku akan ingat semuanya dan yang pasti akan selalu mengingat kamu........sudah
jangan sedih aku akan kembali " sambil mengusap air mataku
"
aku akan masuk pesawat, kamu hati - hati ya di pulau ini jangan lupa untuk
selalu menjaga kesehatan....da..da.." dia berjalan sambil melambaikan
tangan
"
iya jawabku "
Air mata
ini terus terjatuh, berat rasanya untuk melepaskannya, namun aku tidak boleh
egois karna Jaya juga memiliki impian dan aku harus mensupport dia.
*****
Kujalani hari - hariku tanpa dia, berbeda
memang rasanya. Namun aku harus bisa dan tidak boleh egois. Hari ini aku tidak
ada jadwal disanggar yang biasanya aku gunakan untuk menyibukkan diri selama
Jaya di Jakarta, jadi aku memutuskan untuk tetep dirumah saja, dan menghabiskan
waktu bersama seri burung kecil yang sudah seperti sahabatku.
" Seri.....aku
rindu Jaya, ini sudah 1 tahun tapi dia Jaya belum juga kembali " sejenak
aku terdiam dan semua terasa kosong hanya hembusan angin yang bisa kurasakan.
"
Angin ........sampailan salamku pada Jaya bahwa aku merindukannya"
Drrt.......Drrt......Drrt.....
getaran
itu mengagetkanku yang terasa disaku bawahku, kulihat dan ternyata pesan dari
Jaya : " Aku sekarang ada di Bali, maaf ya baru memberitahumu....."
"
Terima kasih Tuhan "
hatiku
sangat bahagia Akupun segeta bersiap dan pergi kerumah Jaya.
Kebahagiaan ini tidak bisa ku ungkapkan
dengan kaya - kata, sepanjang perjalanan kerumah Jaya senyum ini tidak lepas
dari wajahku.
"
Adi sudah sampai " beritahu supit taksi
"
oh.....terima kasih Bli "
Akupun
sampai tidak sadar bahwa aku sudah sampai di depan rumah jaya, kulangkahkan
kaki menuju pintu dengan perasaan yang sangat bahagia.
Tok..tok...tokkk...
"
Assalamu' alaikum"
"
wa' alaikumsalam.......eh vira ayo masuk...! "
"
Terima kasih nek...." Akupun segera masuk
"
kamu duduk dulu ya nenek panggilkan.."
" iya
nek.....Terima kasih banyak "
Terdengar langkah kaki dari balik lemari
besar yang memisahkan ruang tamu dengan rung keluarga. Suara itupun semakin
terdengar jelas. Aku mulai terdiam hatiku berbisik " senyum
itu.......seperti coklat, manis, lembut dan menenangkan setiap kegelisahan.
"
Hey........jangan melamun aku sudah di depanmu "
"
Hehehe........tidak aku hanya ......." jawabku sambil kebingungan mencari
alasan
"
Hanya apa ...? Sudah senang bukan aku sekarang di Bali " guraunya
"
Tentu saja, terima lasih ya sudah menepati janjimu "
" iya
" jawabnya dengan dingin
" Apakah
kita hari ini akan jalan - jalan ? " tanyaku
" Maaf
ya........aku masih begitu lelah dengan perjalananku, tida apa - apakan....?
"
"
Baiklah aku mengerti " aku mencoba untuk mengerti dengan keadaan Jaya dan
aku tidal boleh memaksakan keinginanku.
Tidak
terasa bumi sudah mulai menelan sinar sang mentari, akupun berpamitan untuk segera
pulang.
Diam dan sendiri entah kenapa malam ini
terasa begitu sunyi. Entahlan perasaan ku terasa tidak enak dan aku kefikiran
dengan jaya, seperti ada yang berubah dari dirinya.
"
Aduh apasih yang akufikirkan ini, lebih baik aku tidur saja agar besok bisa
bangu lebih pagi karna besok aku akan pergi dengan Jaya " Gumamku
" Selamat pagi seri........aku senang
karna hari ini aku akan pergi jalan - jalan dengan Jaya " . Jika ada orang
yang melihatku setiap pagi mungkin mereka menanggapku gila karna selalu
berbicara sendiri dengan seekar burung.
Akupun segera bersiap untuk pergi karna aku
tidak ingin terlambat dan membiarkan Jaya menunggu lama. bel berbunyi terdengar
dari kamarku
" Wah......itu
pasti Jaya, dia sudah menjemputku " gumamku
kuambil
ponsel diatas tempat tidur dan segera lari untuk membukakan pintu.
"
Apakah kamu sudah siap ...? " tanya Jaya
"
Iya aku sudah siap, ayo kita berangkat...! " ajaku
Hanya aku dan dan Jaya di dalam mobil,
memang diluar sana sangatlah ramai banyak mobil dan kendaraan lain
berlalulalang, namun di dalam mobil yang aku tumpangi sangatlah sepi tidak ada
pembicaraan sama sekali, padahal setiap jalan berdua Jaya selalu mengajakku
berbicara agar aku tidak bosan di dalam mobil. Akhirnya aku membuka mulutku
untuk memulai pembicaraan.
"
Kita akan kemana ...? " tanyaku pada Jaya
" Kita
akan kesuatu tempat yang sangat indah " jawab Jaya menatapku sambil
tersenyum.
Tidak
lama kemudian Jaya menghentikan mobilnya.
"
Kita sudah sampai ayo kita turun.....! "
" Iya
" jawabku dan kemudian kami turun
"
Bahaimana indah bukan...? apa kau suka ...? " tanya jaya padaku
"
ini sangat indah dan aku sangat menyukainya " jawabku sambil memandangi
ombak yang menyapu setiap pasir pantai.
Kamipun
bersenang - senang dan berkejar -kejaran di tepi pantai.
"
Aw....Jaya tolong aku, aku terjatuh " teriakku
Jaya
langsung menghampiriku dan segera mengulurkan tangannya untuk menolongku.
"
Ayo bangun kamu tidak apa -apakan...? " tanya jaya
"
Aku baik - baik saja "
setelah
itu Jaya memutuskan untuk mengajakku pulang dan mengantarku sampai rumah.
Kubaringkan tubuhku dengan pandangan keluar
jendela kamarku. Lagi - lagi ini hanya perasaanku saja belakangan ini atau
memang benar, aku merasa Jaya sudah benar - benar berubah dan tidak seperti dulu
lagi. Kata - katanya kini dingin seakan semua kasih sayang dan kelembutan dalam
dirinya telah hilang bahkan kebiasaannya juga, apamungkin jaya telah mencintai
perempuan lain di Jakarta.
'' Ah......tidak
mungkin, Jayakan pernah bilang bahwa dia sangat menyayangiku, berfikir apa aku
ini dasar konyol " gumamku sambil berjalan menuju jendela
" Sudahlan
lebih baik aku tidur dan besok kerumah Jaya saja "
Sesampainya dirumah Jaya, ternyata Jaya
sedang pergi ke Dreamland dan aku memutuskan untuk menyusulnya kesana. Setibanya
di Dreamland aku segera mencari Jaya, tidak lama kemudian au melihat jaya
sedang berenang dan dan sepertinya dia akan beristirahat.
"
Apa Jaya berenang " aku kaget seperti tidak percaya kalau Jaya berenang
karna selama ini Jaya tidak bisa berenang. Segera aku berlari dan mendekatinya.
"
Sedang apa kamu disini Vira...? " tanya Jaya
" Aku
sedang mencarimu, sejak kapan kamu suka dan bisa berenang...? "pertanyaan
yang yang kulontarkan begitu saja.
"
Sudahlah itukan urusanku kamu tidak perlu ikut campur "
Kata -
katanya begitu dingin dan itu seperti bukan Jaya yang selama ini aku kenal, dan
kemudian dia pergi meninggalkan ku begitu saja. Air matakupun tiba - tiba jatuh
begitu saja dan tidak lagi bisa ku bendung, hatiku terasa begitu sakit dengan
kata - kata jaya. akhirnya aku segera meninggalkan Dreamlan dan segera pulang.
*****
Aku masih tidak percaya dengan kejadian
kemarin dan hari ini aku memutuskan pergi kerumah Jaya. Sesampainya disana aku
sangat tidak percaya dan sangat kaget, aku melihat jaya sedang berolahraga di
halaman belakang rumah dan tiba - tiba muncul sosok perempuan dari dalam
rumahnya. Mereka seperti sedang membicarakan sesuatu hal yang penting dan aku
mendengar di salah satu kalimat itu jaya mengatakan pada perempuan itu,
"
Aku sudah tidak bisa merahasiakan semua ini "
"
Sabarlah kita harus menunggu waktu yang tepat untuk mengungkapkan semuanya
" jawab perempuan itu.
Hatiku
sangat sakit melihat jaya dan perempuan itu, entahlah apa yang sedang mereka
rahasiakan dariku. Aku lari karena tidak tahan melihat mereka berdua, dan tidak
sengaja Jaya melihat ku dan langsung mengejarku.
"
Vira .....tunggu" teriak jaya
Aku tidak
menghiraukan teriakan Jaya dan terus berlari dengan air mata yang membasahi
pipiku.
"
Tunggu.....tunggu vira, aku akan menjelaskan semuanya " Jaya sambil
manarik tanganku
" Lepa
Jaya.....lepaskan tangan " jawabku sambil menangis
Kemudian
Jaya memelukku dan berusaha menenangkanku
"
Tenanglah.......aku minta maaf aku akan menjelaskan semuanya "
"
Apa... apa yang mau kamu jelaskan.....kamu sudah berubah dan kamu mencintai
perempuan lain, itukan yang akan kamu jelaskan padaku " teriakku sambil mendorongnya
dan melepaskan pelukannya.
"
Baiklah aku akan menjelaskannya tunggu sebentar " kemudian Jaya masuk
kedalam rumah dan keluar membawa sesuatu di tangannya dan di ikuti perempuan
tadi.
"
Jaya ayolah kita sudah janjikan " bisik perempuan itu kepada jaya
"
Aku sudah tidak bisa, aku harus mengatakan semuanya Vira harus tahu tentang
semua ini "
"
Cukup........sebenarnya apa yang tidak aku ketahui, apa yang kalian rahasiakan
dariku dan kamu jaya kamu kini berubah dulu kamu tidak bisa berenang dan tidak
suka olahraga ini yang membuatku curiga apa semua itu karena perwmpuan lain...?
" teriakku sambil menahan tangis
Jaya menggapai kedua tanganku dan berkata
" Vira
maafkan aku telah merahasiakan ini darimu.....sebenarnya bukanlah Jaya tapi aku
adalah Janun sodara kembar Jaya "
"
Tidak aku tidak percaya......kamu jaya, dan kita sudah berpacaran selama 2
setengah tahun jika kamu mempunyai sodara kembar aku tidak pernah tahu " jawabku
"
kumohon tenanglah Vira, maafkan kami telas menyembunyikan semua ini darimu,baiklah
aku akan menjelaskan semuanya..... sebenarnya Jaya sudah tiada 6 bulan lalu di
Jakarta karena penyakit jantungnya dan sebenarnya dia kejakarta untuk menjauh
darimu "
" Tidak
mungkin aku tidak percaya " teriakku dan melepaskan tangan Janun
"
Kamu harus percaya Vira itu yang sebenarnya.......Aku dan Berlien sepupu ku menyembunyikan
semua ini dan aku berpura - pura menjadi Jaya semua itu karena permintaan Jaya,
Jaya ingin kamu bembenci dan dan melupakan Jaya karena dia sangat menyayangimu
dan dia tidak ingin kamu bersedih dengan kepergiannya, ini adalah toples yang
berisi semua hal yang harus aku lakukan untukmu " sambil janun menyodorkan
toples yang berisikan kertas - kertas di dalamnya.
"
Maafkan kami Vira.....aku Berlien sepupunya Jaya dan Janun, aku dan janun
selama ini tinggal di Jakarta itula sebabnya kamu kamu tidak pernah tahu,
tenanglah jangan menangis Jaya tidak ingin melihat kamu bersedih seperti ini
" kata Berlien sambil memelikku. Entahlah apa yang terjadi setelah itu aku
tidak tahu, aku tidak sadar dan ketika aku membuka mataku , aku sudah berada di
dalam rumah Jaya. Setelah aku sadar Berlien dan janun segera mengantarku pulang
karna hari sudah mulai gelap.
Kududuk sendiri dan menatap terangnya bulan
dari jendela kamarku.
" Jaya
aku sangat menyayangimu kamu baik disana " sambil ku usap air mataku
"
Tuhan jagalah dia, selalu tempatkan dia ditempatmu yang paling indah Tuhan
"
sambil
kupandangi toples pemberian Janun dari Jaya. Air mataku tidak bisa nerhenti
namun sejenak aku sadar bahwa aku tidak boleh bersedih agar Jaya tetap
tersenyum saat meliahatku dari sana. Kemudian aku mulai tersenyum sambil memandang
bulan.
Komentar
Posting Komentar