Secarik Kertas
Secarik Kertas
( Karya : Galih
Parwati Septiani )
Suara kicauan
burung yang bersahut – sahutan, matahari yang tersenyum menandakan pagi telah
datang. Tanpa disadari Alarmnya sudah berbunyi menandakan kalau ia harus bangun
untuk melaksanakan sholat subuh. Perkenalkan namanya As-syifaun Nisa ia kerap
disapa Syifa. Kini ia bersekolah di MA Miftahul Huda tepatnya di kelas XI –
MIPA 1.
Syifa
adalah putri tunggal dari Bapak Ahmad dan Ibu Aida.Kedua orang tuanya bekerja
di luar kota, dan Syifa tinggal bersama dengan nenek dan kakeknya sekaligus
dengan adik – adik ibunya yang belum berkeluarga. Orang tuanya bekerja sejak ia
masih berumur 1,5 thn. Ya, mereka mulai meninggalkan Syifa sejak usianya masih
sangat dini. Tapi ia tahu, mereka bekerja juga untuk membahagiakannya.
Di
sela – sela kesibukan mereka, mereka selalu menyempatkan untuk mengabari Syifa
walau hanya beberapa kata saja. Itu sudah membuat Syifa merasa tenang karena ia
tahu mereka baik – baik saja diluar sana. Terkadang ia juga merasakan rindu
kepada orang tuaya karena sudah lama sekali mereka tidak bertemu.
Syifa
dirawat oleh neneknya sejak ia masih
kecil, dari yang belum bisa membaca dan menulis hingga Syifa menjadi seorang
perempuan cantik seperti sekarang ini. Ia sangat berterima kasih pada neneknya karena
sudah merawatnya dengan baik untuk menggantikan tugas ibunya.
Orang
tuanya bekerja untuk membiayai pengobatan sekaligus pendidikannya. Syifa punya
riwayat penyakit keturunan yaitu Asma, sejak kecil ia sudah punya penyakit itu.
Sudah mencoba berobat kesana kemari, mulai dari obat herbal sampai dengan obat
dari dokter tapi itu sama saja, karena penyakitnya itu hanya sembuh untuk
beberapa saat saja.
Syifa
merasa sedih karena ia merasa selalu menyusahkan neneknya saat ia sedang sakit,
jika ia dapat meminta ia tak ingin mengidap penyakit itu. Tapi apalah kuasanya,
ia hanya bisa menerima dan merasakannya, hingga keajaiban Tuhan yang
memberikannya kesembuhan. Sering sekali ia berkeinginan orang tuanya ada di
rumah untuk menemaninya. Namun hal itu sangat sulit untuk diwujudkan. Memang
sesekali mereka juga pulang untuk melepas rindu dengan Syifa.
Syifa
adalah anak rumahan karena keluarganya tidak pernah mengizinkannya untuk keluar
rumah kecuali untuk bersekolah dan mengerjakan tugas. Tapi ia juga sering
merasa jenuh kaena tidak ada hal yang ia kerjakan di rumah. Adik ibunya
mempunyai sifat yang sangat sensitif, kesalahan kecilpun bisa menjadi besar
jika kesalahan itu terlihat olehnya. Pernah ia melakukan sebuah kesalahan dan
pamannya mengetahuinya, tanpa berfikir panjang ia langsung memarahi Syifa habis
– habisan. Tidak hanya sekali ia melakukannya pada Syifa. Tapi hampir setiap
hari hal itu terjadi, meskipun bukan Syifa yang melakukan kesalahan itu tapi
tetap Syifa yang kena imbasnya.
Kadang
Syifa merasa lelah dengan itu semua, pernah ia meminta untuk tinggal di kost –
kostan karena ia tidak sanggup untuk lebih bersabar lagi. Namun ia sadar itu
akan lebih membebani orang tuanya lagi, lalu ia mengurungkan niatnya untuk
tinggal di sebuah kost. Syifa mencoba bertahan dalam semua keadaannya walau
terkadang ia merasa tak mampu, kepada siapa ia harus mengeluh jika tak ia
jalani semua itu ?
Syifa
mencoba mencari ketenangan dan kebahagiaan dari teman – teman dekatnya, mencari
kesibukan dengan mempelajari materi – materi pelajaran untuk menghilangkan
kesedihan dihatinya itu. Memang sakit tapi harus ia tahan hingga waktunya
selesai.
Syifa
takut bila suatu saat penyakitnya akan semakin parah, hingga ia tak mampu
menahannya lagi. Kata dokter ia harus punya semangat untuk melawan penyakitnya
itu. Kini ia punya seseorang yang selalu menyemangatinya, namanya Ryco dia
adalah penyemangat barunya saat ini. Dia adalah sosok laki – laki baik yang
sudah Syifa kenal sejak 1 setengah tahun lalu. Sosok laki - laki yang mau
menerimanya dengan apa adanya, dia selalu memberi kebahagiaan dan ketenangan
padanya. Dia selalu menghibur Syifa saat Syifa sedang sedih. Dia menjaga Syifa
dengan sepenuh hatinya.
Syifa
merasa bahagia dengan semua itu, kondisinya pun semakin membaik. Semua ini
berkat keajaiban dari Tuhan juga dukungan dari keluarganya dan tak lupa
seseorang yang sangat spesial untuknya yaitu Ryco. Karena kondisi Syifa saat
ini cukup baik ia diizinkan untuk keluar rumah. Itu adalah hari pertama ia
kencan dengan Ryco sejak mereka resmi berpacaran. Mereka memutuskan untuk pergi
kesebuah pasar malam, setelah sampai di pasar malam mereka memutuskan untuk
berkeliling terlebih dahulu baru mereka akan mencoba wahananya.
“ Co, kita lihat –
lihat dulu saja ya. Setelah itu baru kita mencoba wahananya, gimana menurutmu
?” Tanya Syifa.
“ Iya, Fa. Terserah
kamu saja”. Jawab Ryco.
“ Ya sudah. Kalau
begitu ayo kita lihat kesebelah sana”. Syifa menunjuk kesebelah utata yang
terlihat ramai.
“ Ayo, Fa”. Jawab
Ryco dengan nada lembut.
Setelah melihat –
lihat keseluruh bagian pasar malam akhirnya mereka memutuskan untuk mencoba
sebuah wahana.
“ Co, ayo kita coba
naik itu. Kelihatannya seru, sudah lama sekali aku ingin mencoba itu?” Ajak
Syifa dengan nada sedikit manja.
“ Jangan yang itu,
Fa. Yang lain saja ya, kan masih ada banyak selain itu.” Jawab Ryco agak
sedikit gugup.
“ Kenapa, Co ? Tapi
aku ingin sekali mencoba wahana itu !” Pinta Syifa sedikit merengek.
“ Tidak apa – apa,
Fa. Aku hanya sedikit trauma dengan ketinggian. Kita coba yang lain saja , ya
?” Ajak Ryco dengan manis.
“ Tidak apa – apa,
Co. Kan ada aku kalau kamu takut pejamkan matamu, dan pegang tanganku”. Syifa
mencoba menenangkan Ryco.
“ Ya sudah, Fa. Ayo
kita naik, tapi aku masih merasa sedikit takut, Fa?” Jawab Ryco.
“ Gapapa, Co.
Tenangkan dirimu dahulu, tidak akan terjadi apa – apa “.
Akhirnya merekapun
naik sebuah wahana yang ada di pasar malam tersebut, hari itu menjadi momen
yang spesial untuk mereka. Mereka bisa berbicara dengan bebas di dalam wahana
itu, mengutarakan fikiran dan perasaan masing – masing.
Merekapun
sering menikmati waktu bersama, Ryco sering bermain ke rumah Syifa. Selang
beberapa hari setelah pertemuan mereka adalah ulang tahun Syifa yang ke 17,
tepat dihari ulang tahunnya itu terjadi suatu hal yang tidak terduga.
Syifa tiba – tiba merasa sesak
dan langsung pingsan, keluarganya langsung membawa Syifa ke rumah sakit untuk
di Oksigen, cukup lama Syifa tidak sadarkan diri. Keluarganya mencoba
menghubungi orang tua Syifa dan Ryco untuk memberitahu mereka tentang keadaan
Syifa karena mereka telah berpesan kepada keluarga Syifa untuk selalu mengabari
mereka jika terjadi sesuatu dengan Syifa.
Berkali
– kali keluarga Syifa mencoba menghubungi mereka, namun tak ada respon dari
mereka ( Posel orang tua Syifa sedang di non-aktifkan karena sedang bekerja dan
ponsel Ryco tertinggal dirumah saat ia berangkat sekolah ). Mereka sangat
khawatir dengan keadaan Syifa yang tiba – tiba drop. Dokter mencoba yang terbaik untuk menyelamatkan Syifa. Selang
beberapa saat kemudian Syifapun sadar, keluarganya merasa lega akan hal itu.
Syifa meminta dokter untuk memanggil salah satu keluarganya karena Syifa ingin
berbicara. Dokterpun memanggil nenek Syifa lalu Syifapun berbicara kepada
neneknya.
“ Nek, bisa tolong
ambilkan kertas untukku ?” Pinta Syifa.
“ Untuk apa, Syifa
? Apa yang ingin kau tulis ?” Tanya nenek dengan heran.
“ Suatu hal,
setelah selesai ku tulis tolong sampaikan hal itu pada orang tuaku dan juga
Ryco ya, nek” Pinta Syifa dengan nada lemah.
“ Sebentar nenek
ambilkan “. Nenekpun mengambil secarik kertas untuk Syifa sekaligus penanya.
Setelah kertas itu
diberikan kepada Syifa, Syifa menuliskan sesuatu pada kertas tersebut.
|
Setelah menulis
surat itu dan melipatnya, nafas Syifapun menjadi sesak. Tiba – tiba wajahnya
menjadi sangat pucat dan tubuhnya menjadi sangat lemas. Akhirnya Syifapun
menghembuskan nafas untuk yang terakhir kalinya. Keluarganya sangat bersedih,
setelah jenazahnya disucikan dan dibawa pulang Ryco yang tidak mengetahui hal
itu main ke rumah Syifa untuk memberi kejutan kepada Syifa. Setelah sampai
dirumah Syifa ia merasa heran dengan banyaknya orang di rumah Syifa, ia
bertanya dalam hati siapakah yang meninggal ? Ia lalu masuk ke dalam rumah,
setelah itu ia melihat sosok orang yang disayanginya itu telah tiada. Dia tersimpuh
disamping jenazah Syifa dan menangis melihat jenazah orang yang dicintainya
itu.
Beberapa
saat kemudian orang tua Syifapun datang dengan mata mengucurkan air mata karena
melihat putri satu – satunya yang telah tiada. Mereka merasa menyesal karena
tidak pernah ada di samping Syifa selama ini.
Setelah
jenazah Syifa dimakamkan, dan semua kembali ke rumah, nenek menyodorkan secarik
kertas yang berisikan surat yang telah ditulis oleh Syifa kepada orang tua
Syifa, sekaligus untuk Ryco yang ada di samping mereka. Orang tua Syifa dan
Ryco pun membaca surat tersebut mereka kiat menangis tersedu – sedu setelah
membaca surat yang di tulis Syifa itu.
Komentar
Posting Komentar