KENANGAN
KENANGAN
Sorei
ini, aku menghubungi teman-temanku untuk berkumpul diakhir pekan dan aku
mendapat kabar jika temanku yang berbeda kota, baru bisa pulang saat ini. Kami
setuju unutuk berkumpul setelah melaksanakan sholat isya.
Kami
berkumpul dirumah Sefti, kami diterima dengan tangan terbuka oleh keluarganya,
bahkan kami memanggil kedua orangtuanya dengan sebutan Bapak dan Ibu. Kami
bercerita tentang keseharian kami, dan kami saling memberikan masukan-masukan
ketika salah satu dari kami memiliki masalah.
Aku
memberikan pendapatku, untuk berolahraga besok pagi, mereka menerima usulku.
Kami berkumpul disini, dijam yang telah kami sepakati.
“Ide
bagus,Mil” ucap Tofa
“Emm,
udah mulai larut nih” kata Danu
“Iya
nih, kita pamit ya Sef, salam buat kedua orangtuamu” ucap Munir
“Iya,
hati-hati dijalan” jawabnya sambil melambaikan tangan
Ketika
aku sampai dirumah Sefti, ternyata yang lain belum pada sampai. Seteah kami
tunggu, dan mereka tak kunjung datang,kami berdua sepakat untuk menjemput mereka. Ketika kami dalam
perjalanan, kami berpapasan dengan Munir yang baru akan berangkat. Kami
menyuruhnya untuk menjemput Tofa. Dia berangkat menjemput Tofa, dan kami berdua
menjemput Danu dirumahnya.
“Assalamualaikum”
salam kami
“Waalaikumsalam,
cari Danu ya? Tunggu bentar ya” ucap Kakaknya
Kami
berdua menunggu Danu, dan ternyata dia tadi baru bangun tidur. Dia meminta kami
menunggunya untuk membersihkan diri sebentar. Ketika kami menunggunya, Tofa dan
Munir baru sampai. Dia meminta maaf karena terlambat.
“Maaf
ya, aku terlambat, tadi kebelet banget” ucapnya sambil meringis
“Iya,
nggak papa. Ya udah berangkat sekarang aja, Danu juga udah selesai. Udah mulai
muncul juga mataharinya” ucapku
Kami berangkat bersama
untuk olahraga, meski agak molor dari jam kesepakatan. Kami melakukan olahraga pagi sambil
bercanda,ada anak-anak kecil juga yang sudah akan kembali. Udara yang masih
segar dan pohon yang tumbuh ditepi-tepi jalan.
“Bagaimana kalau kita
mengabadikan aktivitas kita dengan berfoto bersama” tanya Danu
“Boleh, ide bagus Dan”
ucap Sefti
“Ya udah, pada kesini
semua” jawab Munir
Kami mengabadikan
aktivitas kami, agar ketika kami tidak bisa berkumpul dan merindukan saat
bersama ada yang bisa kami liat, untuk
obat rindu kami. Kami menggunakan waktu yang tidak banyak ini dengan sebaik
mungkin, karena kami sulit bertemu dan karena perbedaan jadwal yang kami
miliki.
Kami menjaga
kebersamaan kami dengan memberi kabar satu sama lain, agar tidak kehilangan
kabar. Ketika kami mulai merasa lelah, kami berhenti untuk menghilangkan dahaga dengan meminum air
dan beristirahat sejenak.
Ketika matahari yang
sudah muncul, kami kembali ke Pos. Kami bertemu dengan petani yang menanam
jagung, dengan mengajak mereka berbicara diselingi bercanda.
“menanam jagung, Bu?”
tanya Tofa “Ini lohh, Bu. Ada yang mau membantu nanam jagung” ucapnya sambil
menunjukku sambil tertawa
“lahh, bukannya kamu
juga mau bantu?” tanyaku
“Udah-udah, kalian ini”
tegurnya
Kami berdua ditegur
oleh Danu karena, suka mengusili satu sama lain. Dan akhirnya kami tertawa
bersama karena candaan Tofa. Kami
sepakat untuk mampir sebentar untuk bermain dan membasuh muka di Pemandian.
Kami akan pulang, tetapi berhenti dipinggir jalan
untuk membeli jajanan pasar untuk mengisi perut kami yang kosong belum diisi.
Kami membeli jajanan pasar, dan memakannya di tempat yang tersedia. Kami
membeli berbagai macam jajanan tradisional atau jajanan pasar.
Kami juga memfotonya
untuk di unggah ke media sosial, karena sekarang jarang masyarakat yang suka
dengan jajanan tradisional atau jajanan pasar. Berbagai macam jajanan membuat
kami ketagihan, Kami membeli untuk dibawa pulang.
“Bagaimana kalau kita
berjalan-jalan dulu ke desa sebelah?” tanya Danu
“ya udah, berangkat
sekarang aja” jawab Munir
Ketika kami sampai
diSumberan yang ada didesa sebelah, kami memilih membasuh muka terlebih dahulu,
dan kami merasa lebih segar karena udara disini yang masih segar yang belum
tercampur oleh polusi. Karena pohon-pohon yang tumbuh ditepi aliran air.
Kami
juga berfoto sebagai kenangan, dan kami memutuskan untuk kembali karena
matahari yang mulai terik. Kami berpisah diperjalanan pulang, karena jalan
kerumah kami yang berbeda arah.
Kami
selalu menjaga kebersamaan yang tidak bisa diganti dan dibeli dengan apapun,
karena kebersamaan kami jarang dimiliki orang lain, apalagi kami bisa memahami
sifat dan kepribadian masing-masing.
Komentar
Posting Komentar