Bukan Teman Biasa
Bukan
Teman Biasa
Oleh :Nunik Yuniar
Pagi
yang cerah di hari sabtu,bagi jomblo atau pendekar-pendekar seperti aku
(kemana-mana sendiri,jalan sendiri,dll sendiri), malam minggu itu malam paling
horor. Aku lebih suka dirumah dari pada keluar nonton orang pacaran,tapi
terkadang juga ingin keluar lihat dunia malam*wkwkwk. Saat siang hari bolong tiba-tiba ada bbm dari
teman smpku Mira namanya*klunting “Nanti malam kamu ada acara keluar
tidak?Kalau tidak,ayo ikut aku jalan-jalan,nanti aku jemput deh,gimana?” aku
berfikir sejenak lalu membalasnya “Hmm,baiklah aku mau,nanti jemput aku jam 19.00
yaa...”. Entah kenapa aku ingin keluar nanti malam,biasanya aku sangat malas
keluar waktu malam minggu. Tapi tak apalah sekali-sekali keluar waktu malam
minggu. *malam harinya Teman ku bbm dan dia akan menuju kerumahku untuk
menjemputku. Aku sudah berdandan,seperti biasa memakai kaos panjang,bercelana
jeans,berjilbab,dan bersepatu. Setelah temanku sampai dirumahku aku langsung
diboncengnya,dia aselalu bingung ingin keluar kemana,pergi kemana,dan dia tidak
punya tujuan yang pasti. Akhirnya aku mengajaknya untuk berkeliling-keliling
saja,saat aku dan temanku melewati sebuah cafe. Waktu itu aku dan tmanku
bertemu seseorang yang sangat aku benci waktu smp. Ya,dia Dani teman smpku tapi
waktu dulu kita seperti tidak saling kenal dulu dia sangat suka sekali mengejek
ku,bahkan dia sangat suka menjambak rambutku. Kita dulu satu sekolah tapi
berbeda kelas,aku sangat membencinya karena dia nakal,sok ganteng,sombong,dan
ingin menang sendiri. Tapi anehnya banyak sekali perempuan-perempuan yang
menyukainya,termasuk temanku sendiri. Temanku sudah menyukainya sejak kelas 1
smp hingga sekarang,dia rela-rela nunggu seseorang enggak jelas demi cintanya.
Waktu di cafe itu kita mampir dan bergabung bersama teman-temannya. Aku agak
sedikit kaget dengan perubahannya sekarang,dia lebih baik dari sebelumnya,dia
lebih ramah , tidak sombong dan tampilannya lebih kekinian. Saat itulah aku
mulai punya kontaknya dan teman-temannya. Saat pulang dari cafe itulah aku
tidak bisa tidur,karena bertemu dengannya dengan penampilan seeperti itu. Dan
malam itu aku chat-chat dengannya,aku senang tapi disisi lain aku memikirkan
temaku yang sudah lebih menyukainya.
Keesokan
harinya,aku di chat lagi *klunting “Nanti sore bisa keluar?Ajakin sekalian
dianti ,nanti aku tunggu di alun-alun sama adikku,gimana?” spontan aku langsung
membalas “Ya,bisa kok “ lalu dia membalas “Nanti jam 4 ya”. Sore harinya aku
keluar dan dia bersama adiknya. Adiknya bikin gagal fokus,sama-sama kekinianyaa,sama-sama
baiknya,pokonya hampir sama. Disana kami main-main biasa ngobrol-ngobrol,saat
aku melihat adiknya aku kira dia sama seumuran dengan ku tapi ternyata dia
lebih muda dariku. Awalnya aku menyukai adiknya,ya karena kami pernah keluar
berdua *eaaakk. Tapi setelah lama aku dekat dengan Dani aku merasa ada yang
aneh,aku sepertinya mulai menyukainya. Karena setiap hari dia selalu
menghubungiku,selalu memberi kabar,selalu memberi perhatian dan lain-lain. Tapi
aku juga memikirkan dianti,dia pernah bercerita kepada ku kalau dia belum bisa
move on dari Dani!. Tapi, bagaimana lagi lama kelamaan aku mulai nyaman
dengannya,ya tepatnya aku menyukainya. Aku sudah lama tidak kontak-kontakan
dengan Mira,saat bertemu aku dia mengatakan sesuatu “Aku udah jadian sama
temenya Danii!” aku pun kaget lalu aku menjawab “Syukurlah,jadi kamu udah bisa
move on dari dia?” dianti menjawab “Yaaa begitulah”. Aku bernafas lega,tapi apa
iya dia merelakannya untukku? Tapi bagaimana lagi perasaanku sudah tidak bisa
di bohongi lagi,aku sudah sangat terlanjur menyukainya. Setiap hari dia selalu
menghubungi ku,terkadang aku juga merasa jealous saat ada perempuan lain yang
ganjen dengannya,tapi aku sadar aku hanya sebagai temannya bukan lebih. Tapi
perasaanku berkata lain,aku mengangga semua ini lebih dari teman setiap hari
dia memanggilku dengan panggilan “Sayang” bahkan aku sampai baper (bawa
perasaan). Bagiku dia itu sudah sebagai penyemangatku,dia adalah alasan aku
main hp sampai larut malam. Saat bulan puasa pun aku sering keluar dengannya
dan teman-temannya,itu pun hampir setiap hari. Saat keluar dengannya aku sangat
jarang berbicara dengannya,karena aku sangat mersa canggung. Sifatnya pun
sangat berbeda saat bertemu denganku dia kebih pendiam dan tidak terlalu banyak
tingkah. Suatu saat aku ingin menaykan tentang temannya yang jadian dengan
dianti. Aku mencoba untuk membuka topik pembicaraan yang baru “Apa benar
temanmu pacaran dengan Mira?” dia menjwabnya “Keliatannya sih iyaa,meraka sudah
menggil dengan sebutan sayang” aku pun penasaran terus menyakan itu “Ah,masak
iya?Aku nggak percaya” dia membalasnya “Iya lah, kayak kita gini kan pacaran”
aku pun kaget kenapa dia bisa mengatakan seperti itu,aku tidak paham sama
sekali “Kok bisa?Emang kapan aku nembak aku?Kata siapa?” dia menjawab “Waktu
dulu akubilang apa sama kamu,tapi kamu malah nganggap itu lelucon,kata aku lah”
aku pun kaget dan tidak menyangka,aku senag bukan main,perasaanku campur aduk
antara senang dan sedih. Aku sedih karna bahagia.
Ya,
waktu sudah beranjak 2 bulan,aku masih kontak-kontakan dengannya tapi kali ini
dia sangat berbeda,tidak perhatian seperti dulu dan jarang sekali memberi
kabar. Aku pun curiga, aku membiarkannya sampai suatu saat di bbmnya tertera
nama perempuan. Ya,aku sangat kecewa padanya,sudah kurelakan hati untuknya tapi
malah dia seperti itu!Kurang sabar apa aku selama ini,menunggu kabarnya hingga
larut malam,berusaha menjadi yang dia inginkan tapi apa semua ini sia-sia.
Suatu hari dia sedang bertengkar hebat dengan pacarnya via bbm. Tepatnya hari
ke-3 dia berpacaran,akhirnya dia putus. Seta;h itu dia menghubungi ku kembali.
Bodohnya aku masih saja menerima dia kembali,padahal aku sudah
dibohongi,dilupakan dan lain-lain. Aku curhat dengan teman ku,temanku mengatakan
seperti ini “Kamu itu bodoh atau gimana sih!Udah dibohongi,ditinggalin tapi
masih aja mau nerima lagi!Jadi cewek terlalu gampang deh,cowok masih banyak
yang lebih baik dari dia!Move on dong”. Mulai saat itu aku sudah tidak mau
diajak keluar dengan Dani,berkali-kali dia mengajakku keluar tapi aku tetap tak
mau. Saat itu dia masih memanggilku dengan panggilan yang sama yaitu “Sayang”
tapi aku tetap tidak mau memanggilnya seperti itu lagi. Hatiku sudah
hancur,kecewa,ingin menangis tapi air mataku rasanya sudah tidak ingin menetes.
Sejak saat itu aku mulai sedikit demi sedikit ingin melupakannya meskipun hati
ini mngatakan masi sayang,tapi apa?Dia sudah mengecewakanku. Seering
berjalannya waktu aku mulai lupa saat-saat indahku dengannya,namun terkadang
aku juga rindu dengannya. Tapi aku tidak mau berpikir terlalu dalam tentangnya.
Dia sudah buka jadi prioritasku,begitu juga dengannya aku juga sudah bukan
prioritasnya. Dia juga sudah buka susah dan senangku,ya aku sudah mulai rela
melepasnya meskipun itu berat aku terus mencobanya. Sekarang aku sudah biasa
tanpanya dan sekarang kami tidak bermusuhan. Dia tetap temanku dan aku tetap
jadi temannya, meskipun diantara kita pernah membuat kisah indah bersama.
Komentar
Posting Komentar